Tak dapat dipungkiri kekuatan ekonomi kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN begitu luar biasa, diperkirakan di tahun 2030 kekuatan ekonomi ASEAN menjadi terbesar ke-4 di dunia.
Melalui Siaran Pers, pada 7 Juli 2022 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, tentang kondisi dan outlook perekonomian di kawasan ASEAN. Pada tahun 2021 PDB dari 10 negara di kawasan ASEAN minus Timor Ledte mencapai USD 3.36 Trilyun dan menjadikan kawasan ASEAN menjadi kekuaatan ekonomi terbesar kelima di dunia.
Capaian ini sejalan dengan visi ASEAN untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia.
Selanjutnya dalam rangka memanfaatkan potensi serta mengoptimalkan pencapaian kemakmuran kawasan, Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan beberapa area kerja sama strategis untuk ASEAN dan Italia, yaitu pada transisi energi, ekonomi digital, revolusi industri, smart manufacturing, dan perdagangan.
“Peningkatan kesejahteraan kawasan akan membuka peluang yang lebih besar bagi sektor bisnis untuk meningkatkan usahanya. Untuk membangun kembali kekuatan kawasan dan global, kita perlu fokus pada peningkatan produktivitas, daya saing, dan resiliensi sebagai kunci strategi dalam merespon kondisi saat ini,” pungkas Menko Airlangga.
Peran Indonesia Sebagai Ketua ASEAN Sangat Penting
Setelah sukses sebagai Presidensi G-20 tahun 2022 dan berhasil melaksanakan KTT G-20 di Bali akhir tahun 2022, tahun 2023 Indonesia dipercaya kembali menjadi Ketua ASEAN untuk kelima kalinya sejak organisasi Regional di Asia Tenggara ini berdiri tahun 1967 lewat penandatanganan Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 silam.
Bidang -bidang yang Menjadi Penopang Ekonomi ASEAN
1. Potensi Sumber Daya Manusia dan Pasar Produk
Menurut Direktur Eksekutf LIPPO Grup , John Riady ASEAN, memiliki potensi pasar yang sangat besar dan sumber daya yang cukup. Pada 2030, populasi usia kerja di negara-negara ASEAN akan meningkat sebesar 40 juta.
Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara dan terbesar keempat di dunia, akan sangat diuntungkan dengan kondisi ini, mengingat bonus demografi Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2045 yang akan datang.
Sementara itu pada saat yang sama, populasi Cina justru akan berkurang 30 juta. Perbedaan ini akan terus terjadi secara mendalam selama 30 tahun mendatang.
2. Potensi Digitalisasi keuangan
Kemanjuan teknologi harus diambil sebagai salah satu peluang dalam perkembangan ekonomi kawasan, apalagi perkembangan pembayaran melalui aplikasi digital merupakan suatu keniscayaan dalam perekonomian.
Dari kondisi ini, dia menuturkan Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN perlu melihat perkembangan digitalisasi di tingkat regional untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari sektor keuangan.
Menurut John, teknologi digital telah memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi. Saat ini terjadi peningkatan pengguna Internet lebih dari 10 persen dalam setahun.
3. Pilar MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah kerjasama khususnya dalam bidang ekonomi, yang menjadikan kawasan Asia Tenggara merupakan pasar bebas dari seluruh anggota ASEAN.
MEA meniliki 4 pilar pertumbuhan ekonomi :
a. Pasar dan basis produksi tunggal;
b. Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi;
c. Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan; dan
d. Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.
Dengan adanya MEA maka pertumbuhan ekonomi, industri, perdagangan, investasi, pariwisata dan produk UMKM di kawasan regional Asia Tenggara diharapkan sejalan dengan Pertumbuhan ekonomi ASEAN secara keseluruhan.
MEA 2025 merupakan kelanjutan dari MEA 2015, dan bertujuan untuk membuat ekonomi ASEAN semakin terintegrasi dan kohesif; berdaya saing dan dinamis; peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; tangguh, inklusif, berorientasi serta berpusat pada masyarakat; serta ASEAN yang global.
Bidang-Bidang Kerjasama dalam MEA
Sebagai kawasan yang memiliki 11 negara anggota dengan beragam latar belakang ekonomi, sosial, budaya, sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berbeda maka perlu memperluas cakupan kerjasama dalam MEA agar semua negara anggota bisa merasakan manfaat dan kemajuan yang akan dicapai MEA.
Cakupan kerja sama dalam MEA meliputi sektor
- perindustrian
- perdagangan
- investasi
- jasa dan transportasi
- telekomunikasi
- pariwisata,
- investasi dan keuangan.
Selain itu, kerja sama ini mencakup bidang pertanian dan kehutanan, energi dan mineral, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Profil Negara ASEAN dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
- Negara ASEAN kaya akan komoditas sumber daya alam berupa energi, mineral dan tanaman pangan;
- Jumlah penduduk ASEAN yang besar, yaitu 655,51 Juta Jiwa (2019), mayoritas adalah usia produktif;
- Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN relatif tinggi, rata-rata 5% - 6% per tahun.
- Posisi geografi kawasan ASEAN adalah pada posisi silang jalur perdagangan internasional
- Potensi pariswisata, UMKM dan kearifan lokal ASEAN yang tidak ada duanya di dunia.
Peran Indonesia sebagai Keketuaan ASEAN 2023
Sebagai negara terbesar dalam luas, jumlah penduduk, sumber daya alam dan potensi ekonomi serta pengaruh geopolitik dunia Indonesia diharapkan menjadi motor penggerak kemajuan ekonomi kawasan, maka tidak heran ketika Indonesia ditunjuk sebagai Ketua ASEAN 2023 Indonesia mencanangkan
Indonesia memegang tampuk keketuaan KTT ASEAN pada 2023 dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Rangkaian pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang berlangsung pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini sedang berlangsung.
Sukses Indonesia sebagai Keketuaan KTT ASEAN 2023, sukses untuk pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.
Salam ASEAN, 10 Mei 2023
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H