Momen Idul Fitri yang menyatukan semua keluarga, karena pada hari biasa keluarga terpisah, anak-anak yang sudah berkeluarga ikut suaminya, sementara anak kedua kuliah harus tinggal di tempat kos-kosan dan hanya berkumpul sepekan sekali, bahkan dengan anak pertama hanya berkumpul sebulan sekali.
Kasih dan sayang muncul dari dalam manusia, bersumber dari hati. Hati itu sendiri memiliki kecenderungan potensi naik turun (fluktuatif). Karena itu perlu perawatan yang rutin dan baik untuk menjaga kualitas kasih sayang. Sebagai bahan pengetahuan, ada beberapa kiat untuk menumbuhkan kasih sayang, di antaranya :
1. Ikhbaru Hubbah (melihat atau memberitakan sisi positif dari seseorang). Senantiasa mengedepankan sikap berbaik sangka (husnudzan) pada orang lain akan berbalik pada diri kita sendiri. Ketika selalu melihat sisi positif atau kebaikan orang lain, maka yang akan muncul dari diri kita adalah kasih dan sayang antar sesama, begitupun sebaliknya.
Momen Idul Fitri kita maafkan semua kesalahan anggota keluarga, suami saling bermaafan dengan istri, anak bermaafan dengan orang tua, sesama saudara saling bermaafan, melupakan kesalahan masa lalu dan memulai kehidupan yang lebih baik di bulan syawal yang artinya bulan peningkatan dalam kebaikan.
2. Al-Du’a fi al-Dhuhri wa al-Ghaib (mendoakan orang lain di waktu ada ataupun tidak). Mendoakan orang lain tidak perlu diktehaui oleh yang bersangkutan. Hakikatnya itulah makna keikhlasan dalam berdoa. Seorang anak yang shaleh akan senantiasa mendoakan orang tuanya walaupun mereka sudah tiada dan itu termasuk pada kategori amal jariyah. Dua sahabat yang baik akan selalu saling mendoakan satu sama lain tanpa harus memberitahukan bahwa ia mendoakan saudaranya. Rasul SAW bersabda dalam sebuah hadits, “sebaik-baik doa seseorang adalah mendoakan orang lain yang tidak mengetahui bahwa ia didoakan.”
Dalam momen Idul Fitri kita sekeluarga berkunjung dan bersilaturrahmi kepada guru dan kyai kita untuk mendapatkan kemantaban dalam melanjutkan kehidupan setelah Idul Fitri, biasanya kita diajak berdua bersama untuk orang tua kita, kepada guru-guru dan ulama kita, kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya.
3. Abghathul Wajhi (memberikan senyum kegembiraan). Ekspresi wajah seseorang akan mengindikasikan isi hati orang tersebut. Saling memberikan senyum kegemberiaan ketika bertemu/bersua akan mempererat kasih sayang sesama manusia. Respon positif berupa senyum kegembiraan akan dinilai lebih berharga daripada hanya sekedar materi semata.
Momen Idul Fitri yang banyak kita gunakan bersilaturrahmi ke orang tua, tetangga, saudara, atau kerabat lakukanlah dengan hati yang riang, penuh suka cita, penuh kegembiraan dan syukur karena kita bisa saling bermaaf-maafan dan bersilaturahmi seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Demikian juga saat di rumah kita menerima kedatangan tamu dari tetangga, saudara atau kerabat, maka kita harus bersikap ramah, sopan, penuh senyum dan menjamu tamu dengan memberikan hidangan terbaik, bahkan kalau kita sedang punya kelebihan rezeki kita berbagi THR kepada para tamu yang datang berkunjung ke rumah kita.