Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tata Cara Salat Gerhana dan Fenomena Gerhana Matahari Hibrida

20 April 2023   12:03 Diperbarui: 20 April 2023   13:59 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan sebelum salat gerhana matahari di masjid Al Hibah siang hari ini - dokpri

Hari ini , Kamis 20 April 2023 bertepatan dengan tanggal 29 Ramadan akan ada fenomena alam berupa Gerhana Matahari, dan bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia mulai pukul 09.00-12.00 WIB.

Gerhana matahari Hibrida Kapan dan di mana saja itu terjadi?

Gerhana Matahari terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam posisi segaris, membuat Matahari tertutup Bulan jatuh dan bayangannya jatuh di permukaan Bumi.

Sementara, menurut akun Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), "gerhana matahari hibrida adalah gerhana Matahari yang memiliki dua macam gerhana berbeda yang terjadi dalam satu waktu secara berurutan dalam satu fenomena."

Gerhana matahari hibrida (BMKG)
Gerhana matahari hibrida (BMKG)

Sunah Laksanakan Salat Gerhana Matahari 

Akhir Ramadan ternyata Allah SWT menambahkan pahala bagi siapa saja dengan adanya fenomena alam berupa Gerhana Matahari,apapun itu namanya Gerhana Matahari Total atau Gerhana Matahari Hibrida seperti siang ini.

Bagi umat Islam fenomena ini dapat disambut dengan cara melakukan ibadah salat gerhana. Bahkan, Allah SWT juga menganjurkan umatNya untuk menyembah kepadaNya saat fenomena gerhana, sebagai wujud meyakini tanda-tanda kebesaran yang Allah SWT ciptakan, sesuai dengan firman Allah SWT.

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ Artinya : "Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan. Bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya," (QS Fushilat: 37).

Siang ini penulis dan warga kampung penulis berbondong bondong ke Masjid untuk mengikuti salat sunah gerhana matahari.

Dokpri
Dokpri

 

Tata Cara Salat Gerhana Matahari :

1. Niat Shalat Gerhana Matahari

Tata Cara dan Urutan Shalat Gerhana Matahari

Berikut ini tata cara shalat gerhana matahari, dikutip dari laman resmi Kemenag:

1. Berniat di dalam hati

Niat yang dilafalkan saat melakukan salat gerhana matahari adalah sebagai berikut.

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ

"Saya salat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."

2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir setelah niat sebagaimana shalat biasa.

3. Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat/surat pendek.

4. Kemudian ruku' sambil memanjangkannya.

5. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).

6. Setelah 'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan ayat/surat. Berdiri yang kedua dengan durasi lebih singkat dari yang pertama.

7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya.

8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).

9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

11. Salam

Setelah selesai salat dilanjutkan dengan khutbah oleh Ustadz Mohammad Abbas, yang juga bertindak selaku imam yang memimpin salat gerhana matahari.

Dalam khutbah singkatnya Ustadz Mohammad Abbas menyampaikan bahwa fenomena alam berupa Gerhana Matahari sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw, bahkan sejak zaman nabi Adam AS.

Fenomena alam tersebut wajib disyukuri dengan salat, dzikir dan bersedekah 

Ustadz Mohammad Abbas memimpin doa setelah salat dan khutbah salat Gerhana Matahari (Dokpri)
Ustadz Mohammad Abbas memimpin doa setelah salat dan khutbah salat Gerhana Matahari (Dokpri)

Setelah salat dan khutbah salat Gerhana Matahari dilanjutkan dengan salat duhur berjamaah.

Alhamdulillah di akhir Ramadan berkah dan pahala Allah SWT tetap melimpah kepada hambanya yang selalu ingat dan bersyukur.

Gerhana Matahari, 20 April 2023/ 29 Ramadan 1444 H

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun