Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Maleman di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya

18 April 2023   18:28 Diperbarui: 18 April 2023   18:36 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid Agung Sunan Ampel yang berada di kawasan Ampel Surabaya merupakan Masjid yang tak pernah sepi untuk diziarahi makam Sunan Ampel dan beribadah di Masjid Agung peninggalan Sunan Ampel.

Sunan Ampel adalah salah seorang wali dan diangkat sebagai Ketua  Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. 

Ia lahir pada 1401 di Campa. Menurut Encyclopedia Van Nederlandesh Indie diketahui bahwa Campa adalah satu kerajaan kuno yang terletak di Vietnam hingga Laos sekarang.Sunan Ampel meninggal pada tahun 1481 dalam usia 80 tahun.

Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Ahmad Rahmatullah Pasangan: Nyai Ageng Manila memiliki anak yang juga bergelar Sunan, yaitu  Sunan Bonang yang menyebarkan agama Islam di Tuban, dan Sunan Drajat yang menyebarkan agama Islam di Drajat-Paciran -Lamongan sampai Sidayu Gresik.

Sunan Ampel sendiri menyebarkan agama Islam di kawasan Ampel Surabaya, mendirikan pesantren dan Masjid Sunan Ampel yang tetap ada sampai sekarang.

Selama Ramadan selain Shalat tarawih yang berjumlah 20 rekaat ditambah 3 rekaat sholat witir.

Setiap malam dibaca Al Qur'an satu jus setelah bacaan surat Al Fatihah, sehingga 30 hari tarawih khatam Al-Qur'an.

Kegiatan tersebut dinamakan tradisi "maleman". Dalam tradisi itu, para pengunjung membaca tahlil, tadarus, solat sunah, dan iktikaf semalam suntuk, untuk mendapatkan Lailatul Qadar yang kebaikannya lebih mulia dari 1000 bulan 

Tradisi ini banyak diikuti oleh para pengunjung, terutama di tanggal ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel juga menjadi pusat oleh-oleh yang bisa dibeli oleh pengunjung dan jamaah Masjid Agung Sunan Ampel, mulai dari Busana muslim, sarung, jubah, kopyah, tasbeh dan minyak wangi juga berbagai macam kuliner seperti kurma, buah-buahan, roti mariyam, nasi kebuli dan lainnya.

Masjid ini didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel. Selain untuk beribadah, dulu Sunan yang bernama asli Sayyid Muhammad Ali Rahmatullah itu juga digunakan untuk mengajar para santrinya dari seluruh penjuru dunia.

Bagaimana cerita maleman di Masjid Anda?

Tradisi maleman di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya

18 April 2023/27 Ramadan 1444 H

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun