Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Sahur, Sahur, Tekdur dan Solawatan

7 April 2023   07:16 Diperbarui: 7 April 2023   07:33 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan lagi (foto dokpri)

Remas berkaos seragam hitam dengan peralatan untuk membangunkan sahur warga (foto dokpri)

Malam ini penulis ingin melihat dari dekat kegiatan remaja masjid di kampung yang melakukan kegiatan rutin setiap malam Ramadan menjelang waktu sahur.

Sekitar sepuluh Remaja Masjid memang tidur di masjid Al Hibah tempat penulis tinggal, sekitar pukul 02.00 WIB mereka bangun lalu menyiapkan peralatan yang biasa mereka bawa, seperti jidor, Kemong, terbang dan kentongan, ada juga yang bagian bersalawat serta mengeluarkan suara dengan suara 

Sekitar pukul 02.00 rombongan remaja masjid mulai berangkat dari halaman Masjid Al Hibah berkeliling kampung yang dihuni sekitar 350 KK dengan jumlah penduduk sekitar seribuan jiwa.

"Sahur, sahur, ayo bangun waktunya sahur, 

Bapak ibu Monggo waktunya sahur"

"Ayo adik-adik, kakak -kakak, ibu bapak bangun untuk makan sahur, diselingi sholawat dan lagu lainnya dengan iringan bebunyian dari alat musik yang dibawa"

Sesekali mereka berhenti untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan lagi sampai seluruh jalan di kampung di lewati semua, pukul 03.00 WUB mereka sudah kembali ke Masjid Al Hibah.

Istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan lagi (foto dokpri)
Istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan lagi (foto dokpri)

Kadang kala saat mereka punya uang mereka beli petasan untuk dibunyikan di saat akhir perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun