Cover Kitab Irsyadul Ibad (foto: dokpri)
Kewajiban belajar/menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah kewajiban bagi setiap muslim sejak darikandungan ibu sampai liang lahat (kematian).
Kesempatan belajar bagi manula tentu tidak sebanyak saat masih anak-anak, remaja atau dewasa, saat usia manula (di atas 50 tahun) tentu banyak kendala untuk belajar agama, karena kondisi fisik, terutama pendengaran, penglihatan sudah mulai mengalami penurunan fungsinya karena faktor usia.
Tapi alhamdulillah setiap bulan Ramadan ada kegiatan rutin yang penulis ikuti yaitu Pengajian Kitab di Pondok Pesantren Darul Falah 47 Menganti-Gresik (lokasinya di kampung penulis). Pengajian yang dilaksanakan sesudah salat subuh ini diikuti oleh santri manula, ya karena yang hadir adalah bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah berumur rata-rata di atas 50 tahun, penyampai materi adalah Pengasuh Ponpes Darul Falah-47 Ustadz Mohammad Abas.
Ustadz Mohammad Abas sedang memberikan pengajian rutin Kitab Irsyadul Ibad (foto dokpri)
Waktu pengajian juga dibatasi maksimal 1 jam, kali ini yang dibahas adalah Kitab Irsyadul-'Ibad, karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibar. Karya-karya syekh asal daerah Malibar, India.
Ustadz Mohammad Abas dalam penyampaiannya membaca Kitab Isryadul Ibad dalam versi Kitab Kuning kemudian diterjemahkan perkata dan dijelaskan menggunakan bahasa jawa secara pelan-pelan sehingga jamaah dari kalangan manula ini bisa memahami dengan benar isi dan kandungan Kitab yang dikaji pada Ramadhan kali ini.
Bab 1 tentang Iman dan Islam
Kitab Irsyadul-'Ibad, terdiri dari 88 Bab yang dimulai dari masalah iman hingga hingga bab terakhir, bab ar-raja' (harapan). Dari bab fikih paling dasar, yakni wudhu' hingga jinayat (pidana hukum islam). Semua ditulis dan diawali dari dasar hukum islam atau dalil asal yang melandasi bab tersebut.
Semisal pada bab iman, Syekh Zainuddin menulis awal pembahasan dengan menukil firman Allah swt, yang artinya : Allah Ta'ala berfiman, "Wahai orang-orang beriman, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian (demikianlah) orang-orang sebelum kalian. Supaya kalian bertaqwa.
Tak hanya dari dalil nash al-Qur'an, tapi juga dalil nash hadits nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, tatkala para sahabat bersama Rasulullah, seorang laki-laki berpakaian sangat putih, rambutnya sangat hitam. Para sahabat tidak melihat bekas perjalanan dan belum ada yang pernah melihatnya sama sekali.
Hingga laki-laki itu duduk dengan sopan dan bertanya, "Wahai Muhammad, bertahukanlah tentang Islam." Kemudian rasul Saw. menjawab, Islam adalah engkau harus mengucapkan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, beribadah haji apabila mampu."
Laki-laki itu menjawab, "Engkau benar."
Para sahabat kaget pada orang yang bertanya sekaligus membenarkan jawaban nabi. "Beritahu aku tentang iman."
Rasulpun menjawab, "Iman yaitu kamu mempercayai akan Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-utusan-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk itu dari Allah." "Engkau benar. Maka beritahulah aku tentang ihsan."
Rasul bersabda, "Kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila kamu tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah itu melihatmu." Menurut Ustadz Mohammad Abas, laki-laki yang duduk di hadapan Rasulullah yang bertanya tentang Iman dan Islam adalah Malaikat Jibril yang diutus oleh Allah SWT.
Penyampaian Materi Secara Perlahan dan Di ulang-ulang
Karena jamaah pengajian adalah para manula yang sudah mulai mengalami penurunan daya ingat, penurunan penglihatan dan pendengaran, maka cara menyampaikan materi oleh Ustadz Mohammad Abas dilakukan secara pelan-pelan, diulang-ulang disertai humor-humor ringan dan ada sesi tanya jawab, sehingga jamaah tidak merasa lelah, capek atau bahkan mengantuk.
Menurut Ustadz Mohmmad Abas Kitab ini berisi sekitar 88 bab, dan akan diselesaikan dalam Pengajian selama Ramadhan tahun ini, bisa jadi dalam sehari mengaji 3-4 bab agar semuanya rampung selama satu bulan.
Terakhir, kitab ini sangat perlu sekali dibaca oleh semua kalangan. terutama santri dan umat islam yang menginkan petunjuk dan hidayah menjalankan agama bukan hanya benar saja, tapi yang beretika dan bertata krama.
Karena sesuai dengan arti kitab ini, Irsyadul Ibad ila Sabilir Rosyad (Petunjuk Bagi Hamba Allah Menuju Jalan Kebenaran), semoga kita yang membaca dan mengamalkan senantiasa berada di jalan yang benar, Insyaallah.
Malaikat Selalu Hadir Dalam Kajian Ilmu
Banyak keterangan yang menyebutkan bahwa malaikat akan selalu hadir dan menaungi setiap majelis ilmu yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kajian ilmu, belajar Al Quran kepada seorang guru/ulama , majelis zikir dan solawatan termasuk di dalamnya yang selalu dihadiri dan dinaungi oleh malaikat : Seperti sebagian lafadz hadits (yaitu dalam shahih Muslim) Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :
“Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali akan dinaungi oleh para Malaikat, diliputi rahmat dan akan turun kepada mereka ketenangan. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan mereka di hadapan para makhlukNya yang ada di sisi-Nya.”
Ayo isi Bulan Ramadan dengan kegiatan yang bisa mendulang pahala, salah satunya lewat kajian rutin Kitab Irsyadul Ibad, sehabis subuh selama sebulan penuh di bulan yang penuh berkah dan maghfirah ini.
Salam THR, 28 Maret 2023 M / 06 Ramadan 1444 H
Ahmad Syaihu untuk warga Kompasiana yang suka belajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H