Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesta Ogoh-ogoh Wujud Toleransi di Desa Pancasila

22 Maret 2023   07:31 Diperbarui: 22 Maret 2023   07:34 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bupati Gresik H.Fandi  Akhmad Yani (Gus Yani) tengah duduk di Kereta Kencana, mengikuti acara Tawur Kesanga di Desa Laban Kec. Menganti Gresik tadi malam (foto dokpri)

Desa Laban kecamatan Menganti Gresik, ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Desa Pancasila , karena di desa yang berpenduduk hampir 12.000 jiwa ini dihuni oleh lima penganut Agama dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, terdapat 5 tempat ibadah dan masyarakatnya hidup secara rukun penuh toleransi.

Datangnya Hari Raya Nyepi dan awal Ramadan yang hanya berselisih satu hari membuat kesibukan masyarakat desa Laban begitu meriah dan luar biasa ramainya.

Peringatan Hari Raya Nyepi Umat Hindu

Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari ini Rabu, 22 Maret 2023, Pura Jagad Dumadi Desa Laban, Kecamatan Menganti-Gresik, tempat penulis tinggal mengadakan serangkaian acara atau upacara untuk menyambut kedatangan Hari Raya tersebut yaitu 

1. Upacara Melasti

Untuk mengawali perayaan Nyepi, masyarakat Hindu di Desa Laban yang dikoordinir oleh pemangku adat Pura Jagad Dumadi melakukan upacara melasti. Upacara melasti yang dilakukan tiga sampai empat hari sebelum Nyepi ini bertujuan untuk mensucikan diri, beribadah di pura dan ke makam untuk mempersembahkan doa untuk para leluhur

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Upacara Melasti di Pura Jagad Dumadi Desa Laban Kecamatan Menganti-Gresik (foto : dokpri)

2. Tawur Kesanga.

Selasa malam 21/3/2o23 Masyarakat Hindu desa Laban dan sekitarnya yang terdapat Pura Jagad Dumadi yang merupakan Pura Terbesar dan pusat Agama Hindu di Kabupaten Gresik Jawa Timur mengadakan acara Tawur Kesanga.

Acara yang berlangsung malam hari itu dihadiri sekaligus dibuka oleh Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), yang malam itu selain memberikan sambutan sekaligus pemberangkatan peserta pesta Tawur Kesanga, Bupati yang menjabat sejak tahun 2021 itu juga ikut serta dalam perayaan dengan duduk di Kereta Kencana yang disiapkan oleh Panitia.

dokpri
dokpri

Bupati Gresik (foto dokpri)

Acara Tawur Kesanga diikuti oleh barisan pemuka agama Hindu, penabuh gamelan, dan rombongan Bupati serta pejabat dan tokoh masyarakat, baru di belakangnya ada deretan ogoh-ogoh yang diangkat oleh puluhan anak -anak dan pemuda untuk ditarikan dan diputar-putar sesuai gerakan para pengankatnya.

Ada puluhan jenis ogoh-ogoh malam itu yang ikut memeriahkan acara Tawur Kesanga seperti ini

dokpri
dokpri

Dewa jahat (foto dokpri)

dokpri
dokpri

Setan hijau (dokpri)

dokpri
dokpri

Betarakala (foto dokpri)

dokpri
dokpri

Setan kelelawar (foto dokpri)

dokpri
dokpri

Setan dalam neraka (foto dokpri)

Ogoh -ogoh yang diwujudkan dalam bentuk setan dan sejenisnya. Ogoh-ogoh diibaratkan sebagai sifat buruk dan jahat manusia, di akhir festival tersebut, simbol ogoh-ogoh akan dibakar sebagai perumpamaan untuk membersihkan dan melenyapkan sifat jahat dan buruk manusia saat perayaan Nyepi.

Wujudkan Toleransi Umat Beragama di Desa Pancasila 

Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani dalam sambutannya sebelum pemberangkatan peserta Tawur Kasanga di Depan Pura Jagad Dumadi menyampaikan perlunya menjaga kerukunan antar umat beragama khususnya toleransi yang sudah terbina sejak dahulu perlu terus ditingkatkan dan dilestarikan di tengah kemajuan zaman.

Penulis sebagai warga Desa Laban Kecamatan Menganti-Gresik sejak kecil merasakan kenikmatan hidup bertetangga dengan masyarakat berlainan agama namun kerukunan , persatuan dan toleransi tetap dijaga misalnya.

1. Saling menghargai peringatan hari besar Agama yang dianut oleh tetangga yang berbeda agama.

2. Pada momen Takbiran keliling saat Idul Fitri dan Idul Adha, para pemuda dari agama Hindu, Budha dan Kresten ikut membantu mengamankan jalannya peserta takbir keliling , sebaliknya pada acara Tawur Kesanga seperti tadi malam Remaja Masjid dan Remaja Musalla bergantian membantu kelancaran acara.

3. Pada acara kegiatan pengajian di Masjid atau Musholla yang pengunjungnus banyak para pemuda dari lain agama membantu dalam pengaman dan mengatur parkir kendaraan jamaah pengunjung pengajian.

4. Saling bersilaturahmi dan bermanfaat maafan di momen hari Raya Idul Fitri, Nyepi dan Natal.

5. Hidup rukun bertangga dan saling bantu dalam kegiatan sosial kemasyarakatan seperti Sedekah Bumi, hajatan, kematian menjenguk tetangga sakit tanpa memandang apa agamanya.

Indahnya toleransi, 22 Maret 2023

Ahmad Syaihu berbagi untuk warga Kompasiana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun