Melanjutkan perjalanan karya wisata bersama siswa MTsN 4 Kota Surabaya, setelah mampir dan mengeksplore destinasi Wisata Eling Bening, Ambarawa Kabupaten Semarang, rombongan melanjutkan perjalanan menuju kota Semarang untuk melihat dan mengunjungi destinasi wisata Lawang Sewu dan solat di Masjid Agung Semarang.
Sore ini cuaca Kota Semarang sedang bersahabat dengan penulis bersama 4 rombongan Bis Pariwisata, langsung menuju destininasi wisata yang juga menjadi ikon kota Semarang yaitu Lawang Sewu, yang terkenal tidak hanya bagi wisatawan nusantara, tapi juga wisatawan asing, khususnya dari Eropa wabil khusus turis dari Belanda, untuk mengunjungi tempat wisata peninggalan zaman kolonial Belanda di Indonesia.
Benarkah Lawang Sewu Berpintu Seribu?
Benarkah bangunan peninggalan Belanda ini seseuai dengan namanya? Lawang Sewu = Berpintu seribu? Ikuti penelusuran penulis berikut ini.
Lawang Sewu adalah bangunan peninggalan zaman Belanda pada awalnya digunakan sebagai kantor Kereta Api namun saat penjajahan Jepang, gedung Lawang Sewu digunakan sebagai penjara untuk menawan para pejuang Indonesia dan mendapatkan siksaan di penjara bawah tanah di Gedung Lawang Sewu.
Tempat yang dikenal sangat angker ini menyimpan berjuta misteri yang menarik untuk disimak, bila ingin menyaksikan keankeran Lawang Sewu sebaiknya kita berkunjung pada malam hari.
"Pak apa benar Lawang Sewu dulunya adalah bangunan yang berfungsi sebagai penjara?".Tanya Adinda siswa kelas 9F kepada penulis?Â
Penulis tidak membenarkan atau menyalahkan. " Coba kita lihat dan saksikan nanti ketika kita sudah masuk dan mendapatkan penjelasan dari petugas di Lawang Sewu", jawab penulis kepada Adinda.
Sampai saat ini, Lawang sewu masih miliki PT. KAI. Dari gedung yang katanya  memiliki seribu pintu inilah perusahaan bidang transportasi itu berdiri yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), yang sekarang sudah berubah nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI)
Sisi menarik dari wisata Lawang Sewu ini terletak di namanya. Karena, nama wisata ini diambil dari bahasa jawa. Lawang artinya pintu, sewu artinya seribu. Jadi, kalau digabungkan menjadi pintu seribu.
Tetapi, kenyataannya bila anda hitung secara saksama hasilnya hanya 300-an. Hanya saja, jendela yang cukup besar dan seperti pintu inilah yang melatarbelakangi penamaan lawang sewu.
Waktu yang paling tepat mengunjungi Lawang Sewu adalah malam hari. Tetapi, anda harus berhati-hati karena, mitos dan cerita angker disini terbukti nyata adanya. Hanya saja, lampu yang menyala memberikan kesan yang berbeda. Bila anda berkunjung di siang hari.
Untuk bisa masuk ke dalam anda akan di tarik harga tiket masuk Lawang Sewu sebesar 20 ribu rupiah untuk orang dewasa.
Bagi anak-anak akan dikenakan biaya sebesar 10 ribu rupiah. Jam operasionalnya sendiri akan buka pada pukul 7 pagi dan akan ditutup kembali pada pukul 9 malam.
Alamat Lawang Sewu terletak di Komlek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Sekayu, Kota Semarang, Jawa Tengah 50132.
Keangkeran Lawang Sewu
Keangkeran Lawang Sewu, terutama bisa dinikmati saat berkunjung pada malam hari, Lawang Sewu dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
Menurut Sejarahnya antara tahun 1942-1945 saat Jepang menguasai Indonesia Lawang Sewu dijadikan penjara untuk menahan pejuang Indonesia yang melawan Jepang di situlah penyiksaan kepada para tahanan dilakukan oleh tentara Jepang, bahkan tidak sedikit dari para pejuang yang meninggal dan mayatnya di biarkan di Lawang Sewu.
Pada masa mepertahankan Kemerdekaan tahun 1945-1946 Lawang Sewu dijadikan tempat penampungan bagi pejuang dan tentara Indonesia yang terluka akibat perang bahkan banyak yang meninggal di Lawang Sewu, jadilah Lawang Sewu menjadi tempat yang angker.
Ada Apa di Lawang Sewu?
Mari kita coba untuk berkleliling ke seluruh area. Dimana, pada halaman depan anda akan disambut dengan lokomotif yang sudah tidak lagi digunakan.
Di lantai 1 anda akan disuguhkan dengan berbagai macam koleksi kereta api. Ada juga gambar, wallpaper, serta tulisan mengenai kereta api lengkap dengan sejarah dan kronologi pembentukannya, terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku perkereta apian
Di Lokasi wisata Lawang Sewu, ada koleksi miniature lokomotif kereta api zaman dulu yang menggunakan mesin uap. Selain itu, anda juga bisa melihat mesin ketik dan juga telegram yang masih disimpan dengan sangat baik.
Pemanfaatatan Lawang Sewu Saat Ini
Selain menjadi tempat wisata sejarah, Gedung Lawang Sewu juga dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.
Eksplorasi Lawang Sewu yang kami mulai pukul 15.00 WIB berakhir pukul 17.00 WIB kamipun bersiap meninggalkan gedung bersejarah tersebut untuk melanjutkan perjalanan menju Masjid Agung Semarang yang berjarak sekira 4,4 km dari lokasi Lawang Sewu.
Selanjutkan kita kunjungi Masjid Agung Semarang (bersambung)
Lawang Sewu benarkah Berpintu Seribu ?, 09 Maret 2023
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana dan warganya yang suka traveling
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H