Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Wukuf di Arafah Sebagai Puncak Ibadah Haji

27 Februari 2023   09:09 Diperbarui: 27 Februari 2023   10:17 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah (foto: tribunjabar.com)

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam. Ibadah haji dilakukan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat salah satunya mampu baik secara ekonomi, fisik dan mental. Ibadah haji dilaksanakan di Makkatul Mukaromah dan di Padang Arafah.

Puncak dari ibadah haji adalah melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

Padang Arafah 

Padang Arafah adalah nama sebuah tempat, tanah lapang yang datar gersang dan tandus sekitar 25 km ke arah Timur Kota Makkah dengan luas kurang lebih 3,5 × 3,5 Km atau mencapai 17,9 KM persegi. Sumber lain menyebutkan bahwa luas bumi Arafah sekitar 2 × 4 KM atau sama dengan 800 hektar.

"Sehingga jika dihitung rata-rata setiap 1 meter persegi ditempati 1 orang, maka Padang Arafah akan mampu menampung sebanyak 8 juta jamaah haji," katanya.

Di sebelah timur berbatasan dengan pegunungan sebelah utaranya membujur rangkaian bukit-bukit setinggi 200 kaki yang dinamakan Bukit Arafah. Sebelah barat adalah lembah (Wadi) Urunah dan di bagian selatannya adalah Jabal Rahmah.

Jabal Rahmah begitu terkenal karena menurut sejarah di tempat inilah Nabi Adam dan Ibu Siti Hawa dipertemukan oleh Allah setelah diturunkan di dunia terpisah di dua tempat yang berbeda, setelah 40 tahun pencarian, akhrinya keduanya dipertemukan di Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang.

Hari ini tanggal 9 Dzulhijjah 1437 H. bertepatan dengan dengan tanggal 10 September penulis bersama jutaan umat Islam sedunia yang sedang melaksanakan ibadah haji melakukan Wukuf di Arafah.

Suasana wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah (foto: tribunjabar.com)
Suasana wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah (foto: tribunjabar.com)

Penulis bersama jutaan jemaah haji saatn itu sejak tanggal 7 atau 8 Dzulhijjah meninggalkan hotel di kota Makkah untuk menuju arah timur sejauh 25 Km, menuju ke  Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Karena jumlah jemaah yang akan wukuf berkisar 2-3 juta orang maka perlu pengaturan wilayah dari masing-masing negara asal jemaah di tempatkan di mana. 

Di awali dengan mandi besar, berniat memakai baju ikhram dan niat untuk Wukuf di padang Arafah. Sejak tanggal 8 Dzulhijah jamaah haji diwajibkan memakai baju ihram. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya dari pemondokan dengan rasa haru dan sabar. Ya kesabaran para jemaah hai benar-benar diuji.

Wukuf adalah puncak dari ibadah haji, Bahkan Rasullah SAW bersabda, "Haji adalah (Wukuf) pada hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijah" (HR. BukhariMuslim). Kegiatan wukuf dimulai pada saat matahari mulai bergelincir ke arah Barat atau saat waktu shalat Duhur sampai menjelang Maghrib.

Kegiatan Wukuf di Padang Arafah

Wukuf diawali dengan shalat Duhur dan Ashar dilakukan pada waktu Duhur dan diringkas Jamak Qashar Taqdim, dilanjutkan dengan mendengarkan Khutbah Wukuf yang disampaikan oleh Pembimbing dari KBIH Bryan Makkah Surabaya yaitu KH.Imam Hambali, KH. Syukron Jazilan dan KH. Warto Habib

Baik dalam khutbah maupun ketika berdoa semua jamaah mengharu biru, menyadari keberadaannya sebagai hamba Allah yang banyak dosa dan khilaf. Sebelumnya mereka juga saling memaafkan, baik dengan istri, kerabat, maupun jamaah satu dengan jamaah yang lain.

Setelah para jemaah menyelesaiakan rangkaian wukuf di dalam tenda di Padang Arafah, jemaah dipersilahkan keluar dari tenda dan mencari tempat yang teduh di bawah pohon Sukarno yang banyak tumbuh di Padang Arafah. Pohon ini diberi nama Soekarno karena presiden RI pertama inilah yang memberikan sumbangan berupa bibit tanaman.

Para jemaah diberikan kesempatan berdoa  dengan membaca doa pribadinya, doa titipan sanak saudaranya yang di Indonesia. Dengan khusyuk dibaca semua doadoa titipan para sahabat dan keluarganya. 

Dari mulai doa mohon dipanggil menjadi tamu Allah, hingga permohonan yang ringanringan, supaya lulus ujian, mendapat pekerjaan, atau ada juga yang mengharapakan doanya dikabulkan yaitu utangnya segera lunas.

Dengan ikhlas dan khusuk penulis bersama jemaah haji lainnya membacanya. Ketika sedang membaca doa, terdengar suara ambulan yang melengking di sekitar padang Arafah, suara mobil ambulan yang membawa orang-orang yang sedang dirawat di rumah sakit, dan sedang beribadah haji. Mereka harus berada di padang Arafah agar hajinya sah rukun dan wajibnya. Walau keberadaannya hanya sebentar, mereka harus datang agar hajinya tidak gugur. Itulah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Berada di padang Arafah adalah perumpamaan dari padang Mahsyar, tempat manusia dibangkitkan kembali dari alam kubur.

Di padang Mahsyar tempat pengadilannya manusia. Tempat di mana kita harus mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita.

Pakaian ihram perumpamaan kelak kita menghadap Allah dalam keadaan suci, dan bisa berkumpul dengan sahabat Rasulullah juga bersama orangorang yang shaleh dan shalehah, insyaallah.

Memori wukuf di Padang Arafah, 27 Februari 2023

Ahmad Syaihu, berbagi kenangan untuk Kompasiana dan warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun