Rembangan Hill (Puncak tertinggi di Kabupaten Jember foto: sikidang.com}
Ini kisah perjalanan liburan akhir tahun 2019 menjemput tahun baru 2020 ya sekitar 3 tahun lalu, namun masih bisa dibagikan kisahnya untuk pembaca Kompasiana semua, barangkali ada yang berminat liburan ke Kota Jember Jawa Timur.
Penulis bersama keluarga berangkat 30 Desmber 2019 selama 3 hari dua malam mengeksplore Kabupaten Jember dan sekitarnya yang akan penulis bagikan secara berseri.
Rembangan Hill Puncak Tertinggi di JemberÂ
Jika di kawasan ibu kota terdapat kawasan Puncak Bogor, maka Kota Jember mempunyai kawasan puncak tersendiri yaitu Puncak Rembangan. Kawasan Puncak Rembangan berada di wilayah Kota Jember bagian Utara tepatnya di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa.Â
Pagi itu, penulis sekeluarga ingin menikmati hawa sejuk daerah perbukitan dan pegunungan yang terletak di bagian utara kota Jember, maka pilihan blusukan ke Puncak Rembangan adalah tempatnya.
Terdapat beberapa lokasi yang menarik bagi pecinta seni dan pecinta alam.Â
Yang pertama adalah Kafe Payung terbalik yang bisa kita kunjungi pada saat menuju ke jalur Puncak Rembangan. Kafe ini terletak di sebuah bukit di pinggir jalan menuju Puncak Rembagan.Â
Lanscape Kota Jember bisa juga kita nikmati saat mampir di Kafe Tikungan. Kafe ini lokasinya tepat di depan Kantor Desa Kemuning Lor. Selain kafe, sesuai dengan kondisi alam, ketinggian dan cuaca atau iklim di puncak Rembangan cocok untuk usaha peternakan sapi perah dan perkebunan buah-buahan.
Bagi pengunjung yang ingin tahu proses perawatan sapi, fertilisasi hingga pengolahan susu sapi secara alami bisa juga dijumpai di kawasan Puncak Rembangan ini.
Sementara bagi pecinta alam dan yang suka petualangan bisa mengunjungi Air Terjun Gunung Rayap.
Kawasan Air Terjun Gunung Rayap  berada di sebelah barat Puncak Rembangan tepatnya berada di perkebunan kopi Gunung Rayap.
Di depan Cafe Rembangan Hill Jember Jawa Timur (foto: dokpri)
Di ketinggian 650 meter, ada fasilitas hotel, kolam renang, perkebunan buah naga dan durian dan buah naga yang bisa kita nikmati dengan memetik sendiri, di makan di tempat, tentu setelah kita bayar buah yang kita petik dengan harga yang relatif lebih murah daripada membeli di pasar buah.Â
Pagi itu kami menikmati sarapan pagi dengan menu nasi pecel, minumnya teh hangat, dengan makanan penutup berupa kupasan buah naga dengan rasa yang enak sekali, membawa kenikmatan dan kebersamaan serta kebahagiaan bagi penulis bersama dengan keluarga.
Menikmati sarapan pagi di warung tengah perkebunan buah naga (foto: dokpri)
Ternyata bahagia itu sederhana, bila kita mau mensyukuri nikmat dan rezeki dari Allah Swt, yang kita terima setiap saat, setiap detik, setiap helaan nafas kita, setiap pandangan indah alam ciptaan Allah di depan kita, setiap telinga kita mendengar kicau burung yag ada di alam terbuka, itulah kebahagiaan yang alami dan sebenarnya.
Istri sedang memetik buah naga di perkebunan buah naga Rembangan Hill (foto: dokpri)
Bahagia itu mudah dan sederhana, bersama keluarga menikmati keindahan alam, sarapan pagi di alam terbuka, memetik buah naga secara bebas adalah kebahagiaan yang patut kita syukuri .
Salam bahagia, 24 Februari 2023
Ahmad Syaihu, berbagi kenangan untuk warga Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H