di Jawa Timur diawali di ujung Barat wilayah Jawa Timur, yaitu kota Tuban, rombongan akan berziarah dan berdoa di makam Sunan Bonang Tuban Jawa Timur. Sunan Bonang merupakan putra Sunan Ampel Surabaya yang merupakan bagian dari Walisongo.
Dalam rangka libur Isra Mi'roj Nabi Muhammad SAW, hari Sabtu, 18 Februari 2023, penulis melakukan perjalanan ziarah waliyullahSesampainya di parkiran rombongan menuju Masjid Agung Tuban untuk melaksanakan shalat duha sebelum menuju Makam Sunan Bonang yang berada di bagian belakang Masjid Agung Tuban. Di Makam anggota Walisongo ini rombongan mengadakan tahlil bersama dan berdoa.
Selengkapnya tentang Sunan Bonang inilah catatan penulis
Sunan Bonang adalah salah satu Wali Songo yang populer dengan cara berdakwahnya melalui gamelan dan syair yang berisi nilai-nilai keislaman. Tembang Tombo Ati adalah karya fenomenal Sunan Bonang yang lahir pada tahun 1465 dan wafat di usianya 60 tahun atau tepatnya pada tahun 1525.
Ayahnya juga merupakan salah satu Wali Songo yakni Sunan Ampel. Sedangkan ibunya adalah puteri dari Arya Teja, Bupati Tuban yakni Nyai Ageng Manila. Sejak kecil, beliau sudah mendapatkan pendidikan nilai-nilai Islam.
Kecerdasan dan keuletannya dalam menuntut ilmu menjadikannya orang yang menguasai banyak hal. Mulai dari ilmu fiqih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, hingga bela diri seperti pencak silat.
Asal Usul Nama Sunan Bonang
Dakwah Sunan Bonang dimulai dari Kediri, Jawa Timur. Ia mendirikan langgar atau musala di tepi Sungai Brantas, tepatnya di Desa Singkal. Diceritakan, Sunan Bonang sempat mengislamkan Adipati Kediri, Arya Wiranatapada, dan putrinya.
Usai dari Kediri, Sunan Bonang bertolak ke Demak, Jawa Tengah. Oleh Raden Patah, pendiri sekaligus pemimpin pertama Kesultanan Demak, Sunan Bonang diminta untuk menjadi imam Masjid Demak.
Ada satu lagi versi berbeda terkait penamaan Sunan Bonang yang disematkan kepada Raden Makdum Ibrahim selain dari kisah bahwa ia adalah penemu gamelan jenis bonang.
Sunan Bonang Berdakwah Lewat Jalur Kesenian