Dalam meteorologi, presipitasi atau curah hujan (juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari pengembunan uap air di atmosfer. Ini terjadi ketika atmosfer yang merupakan suatu larutan gas raksasa menjadi jenuh dan air kemudian terembun dan keluar dari larutan tersebut.Â
Curah hujan biasanya diukur dalam milimeter (mm), yang dikurangi dari liter per meter persegi permukaan tanah. Anda juga dapat menggunakan satuan inci untuk menunjukkan jumlah hujan. Karena itu menurut Gunawan (2019), hujan adalah ketika butir air turun ke permukaan bumi dari langit. Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang terjadi dalam satuan waktu tertentu. Semakin banyak curah hujan, semakin banyak hujan. Sebaliknya, semakin rendah curah hujan, semakin sedikit hujan.
Sebagai tambahan sumber data yang telah didapatkan pada website Indeks Kerawanan Bencana Indonesia (IRBI) yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Kuningan tercatat mendapatkan skor Indeks Rawan Bencana (IRB) sebesar 131.13 pada tahun 2020, skor mengalami angka yang sama yakni 131.13 pada tahun 2021, dan skor menunjukkan penurunan yang signifkan dari tahun sebelumnya yakni 113.58 pada tahun 2022.Â
BulananJumlah Curah Hujan Kabupaten Kuningan (mm)
202020212022Januari405516324Februari462648350Maret399497432April362240428Mei19374241Juni4171106Juli627165Agustus2055.6022September486537Oktober23753360November498601375Desember497404224
Sumber: Data BPS Kabupaten Kuningan
Framing teks sebagai pendekatan atau teknik analisis yang dikenal sebagai framing teks digunakan untuk menentukan perspektif atau perspektif yang digunakan oleh wartawan ketika mereka mengkonstruksikan fakta berita. Berikut hasil framing dari teks pada berbagai media massa berita:
1. Waspada, Curah Hujan Makin Tinggi, Pemkab Kuningan Keluarkan Surat Edaran untuk Warga
Dilansir dari jabar.tribunnews.com (21/12/2020), Indra mengatakan berdasarkan informasi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), prakiraan awal musim hujan La Nina di Kabupaten Kuningan adalah di bulan November-Desember dan diprediksi akan terus meningkat intensitas terutama sampai pada bulan April 2021.
"Sehubungan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dan meminimalisasi risiko bencana di musim penghujan, seperti bencana tanah longsor atau pergerakan tanah dan banjir, dipandang perlu melakukan langkah-langkah antisipasi", katanya.
2. Curah Hujan Tinggi, Pergerakan Tanah di Jawa Barat Berpotensi Meningkat
Dilansir dari kompas.id (10/11/2020), Anomali iklim kategori La Nina di Samudra Pasifik telah dipantau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak awal Oktober 2020. Hal ini berdampak pada peningkatan curah hujan di Indonesia hingga 40 persen di atas normal. Diskusi kesiapsiagaan menghadapi La Nina, dampak, dan potensi ancaman bencana gerakan tanah dan banjir bandang ini dibahas dalam webinar daring oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
3. BMKG Sebut Musim Hujan Akan Lebih Basah di 2021, Apa Penyebabnya?
DIlansir dari kompas.com (21/02/2021), "Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan prakiraan curah hujan bulanan, diprakirakan kondisi musim hujan hingga Maret 2021 akan bersifat normal sampai atas normal atau cenderung lebih basah dari biasanya, atau bila dibandingkan dengan musim hujan tahun lalu," kata Dwikorita.
Analisis potensi musim hujan yang lebih basah di tahun 2021 tersebut dinyatakan berdasarkan hasil pemantauan musim hujan oleh BMKG. Menurut data pantauan, hingga menjelang akhir Desember 2020 menunjukkan, sebanyak 85 persen zona musim (ZOM) di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.