Tantangan Media Sosial dalam Komunikasi Pembangunan
1. Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat
  Salah satu tantangan utama adalah penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks. Media sosial sering digunakan untuk menyebarluaskan berita palsu, yang dapat menyesatkan publik dan merusak reputasi proyek pembangunan (Sari & Subekti, 2019). Penanganan informasi yang salah memerlukan strategi komunikasi yang efektif.
2. Ketimpangan Digital
  Ketimpangan digital masih menjadi masalah, di mana tidak semua anggota masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakmerataan dalam penyebaran informasi dan partisipasi (Widodo, 2020).
3. Kontrol dan Keamanan Data
  Penggunaan media sosial juga menimbulkan isu terkait kontrol dan keamanan data. Data pribadi yang dikumpulkan melalui platform media sosial bisa disalahgunakan. Penting untuk mengadopsi praktik keamanan data yang ketat dalam komunikasi pembangunan (Lestari, 2021).
4. Resistensi Terhadap Pesan
  Masyarakat mungkin menunjukkan resistensi terhadap pesan pembangunan jika tidak disampaikan dengan cara yang sesuai atau jika pesan tersebut tidak relevan. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya kredibilitas atau ketidakcocokan antara pesan dan konteks lokal (Rohman, 2016).
Kesimpulan
Media sosial menawarkan berbagai peluang untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam proyek pembangunan dengan memperluas jangkauan, meningkatkan partisipasi, dan transparansi. Dalam konteks komunikasi pembangunan Islam, prinsip-prinsip syariah, pemberdayaan masyarakat, etika komunikasi, dan penggunaan media untuk dakwah adalah aspek penting yang perlu dipertimbangkan. Namun, tantangan seperti penyebaran informasi yang tidak akurat, ketimpangan digital, masalah keamanan data, dan resistensi terhadap pesan perlu dikelola dengan hati-hati. Untuk memanfaatkan potensi media sosial secara maksimal, diperlukan strategi komunikasi yang adaptif dan perhatian terhadap inklusivitas serta keamanan.