Kemenangan Indonesia terasa wajar, karena sudah dipersiapkan sejak jauh hari, begitu seloroh komedian Abdel dalam statementnya di media sosial.
Dalam bingkai foto, nampak Jauhari, pencetak gol ketiga Indonesia terduduk dilapangan hijau menyaksikan keributan antar pemain-official Thailand dan Indonesia pasca gol yang dia cetak.
Tentu tak mudah tetap tenang ditengah ketegangan dan situasi yang memantik gejolak emosi tinggi seperti kejadian saat itu, entah apa yang ada dalam benaknya saat itu, tapi sikapnya yang tetap tenang seperti mengingatkan kita pada pesan-pesan sufistik yang kerap menepi dari hiruk-pikuk dunia, tetap menyepi dan mengosongkan hati mengingat Sang Pencipta ditengah ramainya dunia.
Beberapa hari sebelum pertandingan, Sonhchai Thongcham pemain Thailand mengeluarkan statemen bernada ambigu, dia berkata sebaiknya pendukung Indonesia tidak datang ke stadion, karena Thailand tak akan memberikan kemenangan kepada Indonesia. Sebuah statement yang justru jadi alasan kuat kemenangan Indonesia bermula.
Sebuah kejayaan kerap kali memicu euforia, tak terasa kesombongan nampak walau tak terlihat dipermukaan, Sonhchai mungkin saja lupa akan pesan ahli strategi perang Tiongkok Sun tzu, sembunyikan kekuatanmu di depan musuhmu.
Songchai terperangkap oleh euforia, kesombongannya telah mengikis kekuatan utama timnya, mereka tak siap kalah. Tak seperti tim Indonesia yang kerap kali kalah, tapi selalu bisa memenangkan hari para pecintanya, lewat perjuangan tak kenal lelah.
Malam itu adalah klimaks dari seluruh perjalanan tim Indonesia, Songchai dan seluruh anggota tim Thailand tak menyangka, tim yang mereka remehkan selama ini telah bermetamorfosis jadi kambing yang tak pernah berhenti mengaum layaknya singa, mereka tak takut berdarah-darah apalagi sekedar kalah.
Sejak periode Evan Dimas dkk ditangani Indra Sjafri, Â DNA juara telah mulai ditanamkan secara perlahan, tim Indonesia yang selama ini kerap diragukan, mulai tampil ngotot dan mengaum, membuat kaget lawan-lawannya, mereka tak lagi mengembik.
Salah ciri DNA juara adalah memiliki daya resiliensi, kemampuan untuk bangkit setelah terjatuh, tak peduli berapa kali gagal dan terpuruk, seorang juara sejati hanya perlu bangkit lagi, tak akan pernah kalah.
Kerap kali dilecehkan dan dianggap remeh sejatinya adalah cara semesta raya ini melecutkan motivasi kita, balas saja dengan karya.
Selamat kepada timnas U-22 yang telah mempersembahkan emas, memberi kami kebahagiaan dan kebanggaan, terima kasih juga pada Songchai yang telah memberi motivasi kepada timnas Indonesia sehari sebelum pertandingan.
Belajar dari yang gagal, berguru dari yang berhasil.
Walau terlahir jadi manusia kelas kambing, mengaumlah, karena kita dilatih oleh kawanan singa.
Jangan seperti Songchai, terbuat dari tanah, lalu diberi ruh, tapi begitu angkuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H