Mohon tunggu...
Ahmad zaenal abidin
Ahmad zaenal abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjahit kata

Seorang penyulam yang percaya bahwa jahitan kata bisa merubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kambing, Kecoak dan Penalti Semalam

12 Desember 2021   16:54 Diperbarui: 12 Desember 2021   17:01 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Istilah ini mulai populer menjelang akhir perang dunia kedua yang ditandai dijatuhkannya bom atom  oleh Amerika ke kota Hiroshima dan Nagasaki.

Dua kota itu luluh lantak beserta para penghuninya, nyaris tak ada yang selamat, kecuali para kecoak yang tetap berlari-lari lincah di bawah reruntuhan kota. Ajaib, mereka selamat dan tetap survive.

Boleh jadi filosodi kecoak diatas layak disematkan kepada bisnis, karya atau lembaga yang berani melawan jaman.

Ada warung sate, kedai kopi atau restoran Padang yang enggan bermetamorfosis menjadi start-up, enggan membuka franchise-nya dimana-mana tapi tetap hidup dan berada dihati para pelanggannya setianya secara turun temurun. Mereka tetap survive ditengah bisnis raksasa model KFC atau Starbucks.

Semesta mungkin seolah tak adil kepada kelas kambing dan kecoak yang mengaum, bahkan kerap merasa dikalahkan dengan cara-cara tidak sportif dalam kompetisi, seperti penalti yang diragukan kehalalannya pada tiga tim papan tengah semalam.

Boleh jadi sejatinya kita di ingatkan bahwa kalah-menang dalam kompetisi bukan jadi ukuran utama seorang juara, bukan tentang margin atau jumlah cabang ada dimana-mana, tapi mendapat cinta dari pelanggan dan penikmat karya kita jauh lebih utama, tak lagi tentang profit, tapi benefit.

Seperti juga para fans tiga tim diatas yang tetap memberi standing ovation walau timnya kalah, usaha teguh kita juga akan mendapat tepuk tangan semesta bernama bahagia.

No Worry. Tetap mengaum walau jadi kelas kambing dan kecoak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun