Dunia tak akan lagi sama.
Dunia sekarang berbasis Flatform.
Apakah Great Shifting itu juga menimpa semua jenis sendi kehidupan kita? Seperti pendidikan, dunia hiburan bahkan hingga bidang dakwah, sepertinya akan bertransformasi pula dengan Flatform yang baru yang berbeda.
Untungnya bagi para pemeluk agama, kita bisa menyandarkan hasil dan harapan pada Tuhan pemilik semesta raya.
Bahwa Ikhtiar maksimal adalah wilayah kemanusiaan, sementara hasil adalah wilayah ketuhanan.
Manusia di bekali akal dan pikiran untuk bertahan dari perubahan, Disrupsi dan Great Shifting tak perlu di takuti dengan berlebihan. Malah boleh jadi, kita harus beradaptasi menjadi bagian dari perubahan itu sendiri.
Meninggalkan zona nyaman, untuk mencari zona nyaman yang baru, kita beradaptasi atau mati terlindas jaman.
Kompetitor bukanlah musuh, mereka adalah mentor yang agung, membawa pisau tajam perubahan yang memahat pelan kayu dalam diri kita, perlahan perihnya sayatan itu akan membuat sebongkah kayu dalam diri menjadi sebuah ukiran indah.
Jangan kaget jika majelis ilmu perlahan kosong, terlihat sepi peminat, karena majelis ilmu telah terdrisrupsi ke ruang virtual, yang bisa di akses kapan saja, melintasi ruang dan waktu.
Bergeserlah seperti Disrupsi, berpindahlah seperti Great Shifting.
Adapted or die.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap aneka perubahan raksasa berkindan?