Kita memerlukan jeda, istirahatlah sejenak, gunakan rem kehidupan sebelum melanjutkan injak gas kenyataan.Â
Dalam lagu ini Lars Ullrich seolah menguatkan sebuah pesan semesta, saat tempo lagu melambat, saat melody keindahan membuat kita terlena, ketukan drumnya tetap kencang, dia tak mengurangi tempo, malah variasi ketukannya makin bertambah, kombinasi snare dan tom-tom yang di selingi pukulan pada cymbal bertalutan membuat lagu ini mampu mengacak-ngacak perasaan.Â
Bahwa boleh jadi kita istirahatkan diri, jeda sejenak akan semua aturan-aturan dan upaya dari diri kita, tapi ketukan doa dan pedal harapan tak boleh berkurang, tempo kencang akan rahmat Tuhan tak boleh mengendur.Â
Biarlah segala ketidakpastian, ketidakberaturan yang dihamparkan semesta tetap terhijab dari pandangan lahir kita, karena sejatinya semua itu adalah ketidakberaturan yang teratur.Â
Kita hanya bisa menikmati symphony kehidupan yang telah Tuhan aturkan, karena ujung dari semua perjuangan ini adalah cinta.Â
Seperti ketukan drum yang nampak tak beraturannya Lars Ullrich, semua adalah sebuah komposisi kehidupan.Â
Dengarkan pelan pesan Tuhan melalui semesta penciptaan, lalu nikmati Rahmat-Nya yang tak terbilang.Â
Hari ini kita jeda sejenak, nikmati melody kehidupan, tapi doa dan harapan tetap berkelindan.Â
Selamat menikmati hari libur, selamat berbahagia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H