Mohon tunggu...
AHMAD NURFAUZI
AHMAD NURFAUZI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Hallo saya Oji,mahasiswa yang memiliki hobi main catur online walaupun ga jago jago banget, saya senang melihat realitas sosial dan kejadian absurd

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Romantisme Kehidupan Desa di Era Digital: Paradoks sistem pasar Global dalam Konten Mr.Biao dan Refleksi bagi Manusia Modern

13 Januari 2025   05:43 Diperbarui: 13 Januari 2025   05:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam masyarakat modern, kehidupan sehari-hari tidak lagi hanya terikat pada kebutuhan material, tetapi juga pada representasi digital dan konsumsi budaya. Fenomena YouTuber seperti Mr. Biao, yang dikenal dengan kontennya tentang kehidupan pedesaan sederhana di China, menjadi cerminan dari transformasi Sistem 'pasar' di era digital. Dari analisis saya, kehidupan dan pekerjaan seorang YouTuber seperti Mr. Biao serta daya tariknya bagi audiens global mengungkapkan kontradiksi mendalam dalam sistem 'pasar' modern yaitu alienasi manusia, komodifikasi nilai-nilai budaya, dan reproduksi ketimpangan global.

Saya menyoroti bahwa dalam ekonomi, segala sesuatu dapat menjadi komoditas,barang atau jasa yang bernilai tukar di pasar. Kehidupan desa, yang sering dipandang sebagai simbol dari kesederhanaan dan harmoni, telah menjadi salah satu narasi populer yang dipasarkan di dunia digital. Mr. Biao, dengan gaya hidup yang menampilkan kerja manual, memasak dengan cara tradisional, dan hidup dengan hasil alam, menjual sebuah estetika yang menarik bagi audiens global, terutama dari kawasan perkotaan dan negara maju.

Namun, dari sudut pandang 'Pasar', nilai-nilai tradisional dan hubungan manusia dengan alam yang diwakili oleh Mr. Biao telah diubah menjadi nilai tukar. Kontennya tidak hanya dihargai karena substansinya atau nilai gunanya, tetapi juga karena kemampuannya untuk menghasilkan pendapatan melalui iklan, sponsorship, dan monetisasi platform seperti YouTube Proses ini disebut komodifikasi. Kehidupan desa yang seharusnya menjadi ruang Bersih dari 'Pasar' global justru menjadi bagian tersendiri dari rantai nilai global. Hal ini menunjukkan bahwa Nilai 'pasar' Global mampu menghisap bahkan bentuk-bentuk kehidupan yang tampaknya berada di luar sistemnya untuk dijadikan bagian dari pasar. Dalam kajian nya ekonom seperti Karl Marx menjelaskan bahwa dalam sistem kapitalisme, manusia cenderung mengalami alienasi terpisah dari esensi manusiawinya. Alienasi ini terjadi dalam empat Elemen yaitu dari produk kerja, proses kerja,sesama manusia, dan potensi diri. Kehidupan manusia modern, yang sering kali terjebak dalam rutinitas kerja yang monoton, memperbesar rasa alienasi ini. hal itu disebabkan oleh besarnya keinginan manusia atas kebutuhan-kebutuhan dasarnya, dimana inilah yang menjadi cikal bakal dari kapitalisme.

Konten Mr. Biao menarik perhatian karena menawarkan gambaran kehidupan yang tampaknya bebas dari alienasi. Dalam video-videonya, kita melihat proses kerja langsung seperti memasak, bercocok tanam, merawat binatang. Dimana tujuan pekerjaannya memiliki proses yang jelas dan hasil yang langsung dirasakan. Ini adalah antitesis dari kerja modern di kota, di mana banyak orang merasa terputus dari makna pekerjaan mereka.

Disisi lain, dalam analisis yang lebih dalam, kehidupan Mr. Biao sendiri tidak sepenuhnya bebas dari alienasi. Sebagai seorang YouTuber, pekerjaannya dikendalikan oleh algoritma platform yang menentukan visibilitas dan kesuksesan kontennya. Dalam kapitalisme digital, bahkan kreativitas dan ekspresi pribadi diubah menjadi bentuk kerja yang diatur oleh logika pasar. Ini menunjukkan bahwa alienasi bukan hanya masalah dalam pekerjaan industrial, tetapi juga dalam pekerjaan kreatif.

Saya juga menyoroti tentang ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang. Dalam konteks ini ialah globalisasi dan digitalisasi, ketimpangan ini tidak hanya terlihat dalam perdagangan barang, tetapi juga dalam produksi dan konsumsi konten digital.

Mr. Biao adalah contoh bagaimana kreator dari negara berkembang dapat menarik audiens global. Biaya produksi yang rendah di pedesaan China memungkinkan dia untuk menciptakan konten berkualitas tinggi dengan anggaran terbatas. Namun, pasar utama untuk kontennya adalah negara-negara maju, yang memiliki daya beli lebih tinggi dan infrastruktur digital yang mendukung konsumsi konten secara masif.

Di sinilah kontradiksi 'pasar' global muncul. Meskipun kreator dari negara berkembang seperti Mr. Biao mampu menjangkau pasar global, keuntungan terbesar tetap didominasi oleh perusahaan teknologi Raksasa seperti YouTube. Dimaan perusahaan-perusahaan ini mengambil sebagian besar keuntungan dari iklan, sementara kreator hanya menerima sebagian kecil dari nilai yang mereka ciptakan. Ini mencerminkan pola klasik dalam sistem kapitalisme yaitu penguasaan alat produksi oleh segelintir pihak yang memungkinkan mereka mengeksploitasi tenaga kerja, baik dalam bentuk fisik maupun digital.

Menjual Romantisme desa

Dalam analisis ini, ideologi menurut saya adalah sebuah hal yang penting, karena ideologi merupakan sebuah sistem gagasan yang membantu mempertahankan status quo dengan menyembunyikan kontradiksi dalam masyarakat. Narasi tentang kehidupan desa yang damai, harmonis, dan bebas dari tekanan modernitas dapat dilihat sebagai bentuk ideologi.

Konten Mr. Biao sering mempromosikan citra romantis kehidupan desa, yang sangat menarik bagi audiens perkotaan yang merasa lelah dengan gaya hidup yang cepat dan penuh tekanan. Namun, romantisme ini mengaburkan realitas yang lebih kompleks tentang kehidupan pedesaan. Banyak komunitas pedesaan di China, dan negara berkembang lainnya, menghadapi tantangan serius akibat urbanisasi, industrialisasi, dan perubahan iklim, yang semuanya didorong oleh logika 'Pasar' global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun