Mohon tunggu...
Ahmad Zulkarnain
Ahmad Zulkarnain Mohon Tunggu... Wiraswasta - Don't judge book by its cover

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Patung Lele, Ikon Bekasi yang Tak Direstui

14 Juni 2019   20:30 Diperbarui: 14 Juni 2019   20:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugu Patung Lele rasanya sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga masyarakat Kota maupun Kabupaten Bekasi. Tugu yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda ini memiliki posisi yang sangat strategis di pusat Kota Bekasi, sehingga masyarakat biasa menggunakannya sebagai acuan penunjuk jalan. Tugu ini berbentuk dua ekor ikan lele yang mengelilingi buah kecapi.

Patung Lele didirikan pada masa pemerintahan Bupati Mochammad Djamhari pada tahun 1995 dan rencananya akan dijadikan sebagai ikon atau landmark Kota Bekasi.  Alasan dipilihnya lele dan kecapi sebagai ikon Kota Bekasi adalah karena keduanya dapat dengan sangat mudah ditemukan di Kota Bekasi dan dianggap bisa merepresentasikan kota ini.

Namun, pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak setuju dengan hal tersebut. Menurut masyarakat ikan lele menggambarkan sifat ketamakan dan keserakahan, karena sifat ikan tersebut yang memakan apa saja yang ada disekitarnya, bahkan kotoran sekalipun. Jadi, jika ikan lele menjadi ikon Kota Bekasi maka akan merepresentasikan masyarakat Kota Bekasi sebagai orang yang tamak dan serakah. Sedangkan untuk buah kecapi masyarakat menilai tidak pantas menjadi ikon Kota Bekasi karena buah ini tumbuh subur di Kota Bekasi sehingga memiliki harga yang sangat murah dan tidak begitu populer dikalangan masyarakat luar Bekasi.

Aksi protes terhadap tugu ini pertama kali dilayangkan oleh Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB) pada tahun 1997 kepada Bupati Bekasi. Namun, aksi protes ini tidak mendapat tanggapan sama sekali. Selanjutnya protes dilayangkan kembali kepada Walikota Bekasi dan akhirnya mendapat tanggapan. Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan surat keputusan untuk membongkar tugu patung lele. Namun, pembongkaran tugu tersebut tak kunjung dilakukan dan akhirnya patung lele dibakar oleh Damin Sada, seorang pengurus BKMB bersama dengan masyarakat yang tidak menyetujui tugu tersebut.

Setelah pembakaran, bundaran yang sebelumnya ditempati oleh Patung Lele diisi oleh sebuah jam  yang memuat papan iklan. Dan pada tahun 2017 digantikan lagi oleh Tugu Bambu Runcing yang dapat mempresentasikan Kota Bekasi sebagai kota patriot yang gagah berani mengusir penjajah dari tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun