Hanya dengan topeng putih yang ia pegang saat ini. Dengan motif garis merah melintang bagaikan sambaran petir. Purwanti dapat mencicipi rasa-rasa itu.
Pelukan, ucapan terima kasih, atau sekedar melihat orang-orang yang diselamatkannya dapat berkumpul kembali bersama tiap kali misinya berhasil adalah beberapa hal yang membuat dirinya bahagia. Meskipun singkat tapi inilah satu-satunya cara ia dapat mencicipi rasa itu.
Rasa kemanusiaan namanya. Rasa yang bagi dirinya sendiri sulit digapai ketika takdir berkata bahwa ia harus hidup sebagai sang liyan. Dengan menjadi Claw Girl saja ia dapat mencicipi rasa itu kembali.
***
Sebuah robot harimau mengamuk di tengah kota. Untuk tingginya saja robot ini lebih tinggi sedikit dari sebuah mobil. Matanya yang merah menyala itu seolah menampakkan kesangaran dirinya.
Polisi dan superhero yang lain terlalu sibuk menghentikan robot-robot lain di daerah yang berbeda. Hanya robot harimau ini saja yang luput dari perhatian mereka.
Orang-orang sekitar mulai panik dan ketakutan. Namun mereka yang memiliki senjata pribadi berusaha melawan balik. Terlebih untuk melindungi anak-anak yang ada di lokasi kejadian.
Berkali-kali senapan ditembakkan, namun hasilnya nihil. Serangan mereka tidak mempan. Robot tersebut hampir mustahil dikalahkan.
Orang-orang mulai pasrah. Wajah ketakutan masih menyelimuti mereka. Namun bagaimana lagi? usaha yang dilakukan juga sia-sia. Tidak ada harapan lagi.
Di saat harapan mulai pupus. Di saat segala usaha yang telah diupayakan menemui jalan buntu. Di saat itulah sosok pahlawan yang dikenal semua orang pun tiba.
Sesosok manusia tiba-tiba menyambar robot harimau tersebut. Saking kuatnya robot tersebut terpental beberapa meter jauhnya. Orang-orang yang menyaksikan sambaran tadi langsung menyadari siapa sosok itu. Dari pose yang tampaknya sedang membenahi topengnya.