Para ahli geologi dan vulkanik bisa juga mengadakan pertemuan dalam waktu berkala untuk saling bertukar ilmu dan pengetahuan di danau Toba sehingga promosi wisata danau Toba melalui tagar MICE di Indonesia Aja bisa digalakan.
Para peserta tidak saja mengikuti pertemuan dan penelitian tapi juga sembari berwisata dan bukankah ini salah satu kegiatan yang memberikan manfaat ekonomi?.
Bersamaan dengan itu juga bisa diadakan pagelaran budaya dengan begitu kita mendapat pemasukan devisa dari kedua acara tersebut.
Hal yang lainnya adalah fakta dari keberadaan dari danau Toba yang dikelilingi oleh 7 Kabupaten dimana masing-masing akan memiliki ego teritorial yang justru bisa mengganggu pengembangan Destinasi Super Prioritas attau DSP Toba terganggu.
Rasa bangga atas daerah kelahiran sangat baik untuk menonjolkan kelokalan namun ego teritorial dalam wisata justru akan membuat sulit menyatukan semua suara.
Perbedaan budaya, adat istiadat serta tradisi justru sebenarnya harta pariwisata Indonesia, semakin banyak warna semakin akan menarik.
Ego teritorial disini sebenarnya sudah game over ketika kita sepakat menjadi NKRI, sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat serta solid pada genggaman burung Garuda.
Sehingga apa yang kita rencanakan bersama adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia termasuk seluruh masyarakat di 7 Kabupaten yang mengelilingi danau Toba, dan apabila memang tidak ada keselarasan irama maka diperlukan satu Badan yang independen serta dapat mengakomodasi para pemegang kepentingan.
Peran suara masyarakat juga sangat penting terutama orang yang di tua kan yang biasanya memahami benar warisan budaya, adat istiadat dan tradisi yang sudah turun menurun.
Heritage of Toba berupa sejarah terbentuknya danau Toba dan aneka warna budaya, adat istiadat dari 7 Kabupaten adalah juga Heritage of Indonesia yang terhias dalam slogan pariwisata kita, Wonderful Indonesia yang perlu kita, seluruh rakyat Indonesia melestarikannya.
Pengembangan DSP Toba sebaiknya ada pada Geopark itu sendiri, bagaimana kita merencanakan segala kegiatan baik itu wisata dan berbasis pengetahuan melalui geowisata yang merupakan jenis wisata berbasis minat sehingga pengelolaannya pun sebaiknya terfokus, tidak saja prioritas.