Disaat yang sama sang Presiden melakukan kompromi serta konsisten dalam menjalankan tugasnya dengan tetap memprioritaskan RUU Crime nya dan mengajukan juga RUU Energi yang sebelumnya tidak jadi diajukannya ke kongres yang berakibat pula sang pacar marah dan memutuskan tali cintanya dengan sang Presiden.
Mungkin bagi yang ingin belajar dan bercita-cita menjadi Presiden suatu hari nanti, film ini bisa dijadikan referensi yang berguna atau paling tidak mendapat sedikit pemahaman tentang demokrasi dan menjadi pemimpin yang akan selalu membutuhkan banyak debat, kritik dan intrik-intrik serta konsistensi.
Untuk menjadi Presiden AS maupun di negara lain pasti akan melalui debat dengan saingannya baik dalam kubu sendiri maupun kubu lain di tahap berikutnya serta pidato-pidato didepan pendukungnya, namun ketika sudah menjabat ada yang tetap berdebat dan berpidato tapi ada juga yang justru menggantinya dengan penggunaan kekuasaan.
Presiden AS juga manusia yang memiliki karakter yang berbeda-beda pula, ada yang suka menggempur negara lain, ada yang suka perdamaian dan lainnya.
Ini memang hanya sebuah film namun gambaran ini bisa terlihat pula pada kehidupan nyata bila kita melihat para Presiden AS selama ini terutama pada karakternya yang berbeda beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H