Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Bersiap Diri Menyambut Mobilitas Udara Perkotaan

19 Februari 2021   23:46 Diperbarui: 20 Februari 2021   10:45 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusttrasi Transportasi Udara Perkotaan (pixabay.com)

Jika dari kita ada yang mengalami kehidupan kota Jakarta pada tahun 1980-an hingga 1990-an mungkin masih mengingat keadaan lalu lintas di Jakarta yang tidak sepadat sekarang.

Perjalanan dari tengah atau daerah lainnya di Jakarta untuk menuju ke Bandara Seokarno Hatta dahulu tidak memerlukan waktu lama dibanding sekarang.

Pertumbuhan jumlah penduduk di Jakarta serta berkurangnya lahan untuk membangun ruas jalan baru atau yang lebih luas dan penambahan kendaraan bermotor membuat kepadatan lalu lintas.

Perserikatan Bangsa Bangsa memprediksi bahwa pada tahun 2050 lebih dari 2/3 populasi di dunia akan bertempat tinggal di perkotaan. 

Dampak dari kepadatan lalu lintas di perkotaan ini akan memengaruhi aksesbilitas dan mobilitas para penduduknya.

Kita harus berangkat lebih awal untuk mengantisipasi keterlambatan pada sebuah janji sebagai akibat dari kepadatan lalu lintas dan bahkan mungkin kita harus melakukan rescheduling janji tersebut karena parahnya kemacetan jalanan.

Dan jika nanti pada saatnya tiba di mana sistem transportasi darat di sebuah kota tidak dapat lagi mengakomodasi kebutuhan akan aksesbilitas dan mobilitas pada penduduknya, maka diperlukan moda transportasi yang lebih dapat mendukung mereka.

Solusi dari ini semua adalah Urban Air Mobility atau mobilitas udara perkotaan yang merupakan sistem transportasi udara di perkotaan.

Jika perkembangan industri aviasi membuka akses dan mobilitas antar kota, negara, dan benua, kini akan melebarkan sayapnya justru pada dalam perkotaan.

Urban Air Mobility adalah sebuah sistem transportasi udara yang akan menghubungkan manusia di perkotaan dan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di darat.

Beberapa pabrikan pesawat dan perusahaan sejenis lainnya sudah mengembangkan kendaraan dari sistem transportasi udara perkotaan ini yang memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal atau VTOL (Vertical Takeoff and Landing) seperti pada drone.

Pabrikan Airbus, Boeing, Volocopter, dan lainnya kini telah mendekati pada produk mereka untuk ditunjukan kepada dunia dan khususnya para commuter di perkotaan.

Bahkan kota Dubai dikabarkan telah siap dengan sistem transportasi udara perkotaan ini pada tahun 2022 nanti sehingga mungkin kita akan melihat angkasa di Dubai dengan banyaknya kendaraan kendaraan terbang ini.

Akan banyak drone yang terbang yang tidak saja mengangkut penumpang melainkan juga barang dan bisa jadi sistem delivery untuk makanan dan lainnya akan menggunakan drone.

Ilustrasi Drone (pixabay.com)
Ilustrasi Drone (pixabay.com)
Sistem Kerjanya

Beberapa hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana nantinya kita dapat menggunakan sistem transportasi udara ini, apakah sama dengan transportasi darat dimana kita menunggu di halte atau bisa turun sesuai dengan keinginan kita.

Mungkin saja akan dibangun bandara kecil di perkotaan sebagai tempat untuk naik dan turun layaknya seperti halte atau bahkan seperti pada taksi di mana kita bisa turun di depan mall tempat kita akan aktivitas belanja.

Dan bagaimana dengan pengaturan lalu lintas di udara, apakah ada polisi udara mengingat di perkotaan besar terdapat bandara dimana lalu lintas udara khususnya untuk pesawat pesawat yang akan mendarat dan lepas landas akan sangat terganggu dengan lalu lintas dari transportasi udara perkotaan nantinya.

Seperti Jakarta misalnya terdapat 3 buah bandara yaitu Halim Perdanakusuma, Pondok Cabe, dan Soekarno Hatta, di mana entry point dari semua pesawat ke bandara-bandara ini dimulai dari daerah-daerah bagian dari kota Jakarta.

Dan untuk para penerbang dari kendaraan terbang ini juga paling tidak memerlukan dasar penerbangan yang sama dengan penerbang pesawat lainnya seperti memahami aturan di udara, jika didarat ada supir ugal ugalan, jangan sampai di udara perkotaan ada hal serupa

Banyak hal yang memang menjadi pertanyaan namun itu tidak menghambat lajunya proses dari lahirnya sistem transportasi udara perkotaan, di mana prototipe dari kendaraan-kendaran terbang ini sudah diuji coba dan bahkan mendekati pada pembuatan produknya.

Bagaimana dengan kota-kota di Indonesia?

Khusus untuk Jakarta yang bisa dikatakan agak terlambat dalam hal transportasi darat seperti MRT dibanding dengan kota lainnya di dunia sehingga kemacetan lalu lintas yang sekarang semakin parah datang lebih dahulu, ada baiknya mempersiapkan diri lebih awal untuk menyambut sistem transportasi udara perkotaan ini.

Sistem transportasi udara perkotaan ini tidak lama lagi akan terlihat di kehidupan sehari-hari di perkotaan dan tidak ada salahnya bila Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta otoritas transportasi udara mempersiapkan diri menyambut sistem transportasi udara perkotaan ini sehingga aksesbilitas dan mobilitas penduduknya tetap lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun