Selain itu disaat maskapai membuka akses dari destinasi yang sebelumnya tidak dikenal dan sulit dijangkau akan memberikan pilihan tambahan dalam daftar bucket list para pelancong untuk liburan selanjutnya.
Pelangganya sama
Orang dalam melakukan perjalanan akan terbagi menjadi 3 kategori jika berdasarkan tujuan mereka masing-masing yaitu:
- Leisure atau Liburan
Setiap orang yang melakukan perjalanan untuk sebuah liburan akan masuk dalam kategori ini. - Bisnis (Business Travel)
Orang yang melakukan perjalanan untuk keperluan bisnisnya, melakukan pertemuan atau acara (MICE), melakukan inspeksi ke lapangan sebuah pembangunan bisnis mereka. Walaupun mereka mungkin tidak melakukan wisata akan tetapi pembelanjaan mereka pada hotel, restoran dan lainnya akan berdampak pada pariwisata. Corporate Client dari Maskapai seperti Perusahaan, Bank atau BUMN bisa juga dikelompokan dalam kategori ini. - Visiting Friends or Relatives atau sering disingkat sebagai VFR dalam dunia pariwisata
Orang yang berkunjung ke sebuah daerah untuk mengunjungi teman atau saudaranya
VFR ini sering juga disebut untuk keperluan sosial dan walaupun mereka datang tidak menggunakan fasilitas hotel karena biasanya mereka menginap di tempat saudara atau teman yang dikunjungi, akan tetapi mereka akan melakukan kegiatan wisata juga pada akhirnya.
Ketiga kategori ini juga merupakan bidikan maskapai dalam menjaring pelanggannya karena pada dasarnya maskapai adalah juga sektor transportasi secara umum dan merupakan pendukung sektor pariwisata, tidak hanya dapat dilihat sebagai bagian dari industri penerbangan saja.
Kini Pariwisata dan Angkutan udara sama-sama terimbas pada pandemi Covid-19 ini karena mereka memiliki pelanggan yang sama.
Dalam sebuah artikel Kompas.com yang berjudul Bos Garuda: Saat ini Penerbangan ke Bali Hanya Diisi 15-20 Penumpang diisebutkan bahwa yang terbang tersebut merupakan orang-orang yang harus terbang atau yang masuk dalam kategori kedua yaitu untuk keperluan bisnis atau dinas.
Sedangkan para traveler yang ada dalam dua kategori lainnya diatas sedang tidak melakukan perjalanan ke Bali yang merupakan destinasi wisata.
Transisi Menuju Kenormalan Baru
Tombol restart sudah di tekan oleh beberapa destinasi wisata dan maskapai yang berusaha keras untuk mempertahankan usaha nya serta mengembalikan para pelanggannya ke dalam pesawat mereka.
Beberapa orang yang saya tanyakan tentang rencana liburan ada yang berkata bahwa mereka tidak masalah dengan keamanan selama penerbangan namun mereka hanya memikirkan keadaan pada destinasi jika tidak ada fasilitas yang buka disana.
Beberapa orang juga masih takut untuk terbang sebagai alasan utamanya terlebih melihat data harian dari jumlah kasus terinfeksi di Indonesia yang stabil dan belum menunjukan penurunan.
Banyaknya jumlah pemutusan hubungan kerja yang dialami oleh banyak orang yang bisa jadi merupakan pelanggan maskapai dan pariwisata juga, membuat keadaan eknomi rumah tangga mereka terganggu.