Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Labuan Bajo Hanya untuk Orang Berduit?

15 November 2019   01:59 Diperbarui: 16 November 2019   04:08 4085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal ini kata premium disini menandakan peningkatan kualitas pelayanan dalam kelas ekonominya akan tetapi tetap akan berbeda dengan kelas bisnis dan kelas utama dalam hal pelayanannya.

Premium itu belum eksklusif seperti mewah, sehingga apabila ingin menjadikan sebuah destinasi yang hanya untuk orang berduit itu berarti sudah menjurus kepada "keeksklusifan". 

Jika memang Labuan Bajo akan dijadikan sebuah destinasi eksklusif dimana kata bapak Gubernur hanya untuk orang berduit saja, sebaiknya kita perlu mendalami lebih jauh dan memahami betul apa yang menjadikan sebuah destinasi menjadi eksklusif.

Private Island yang sudah dikembangkan di beberapa pulau di Kepulauan Riau mungkin bisa menjadi referensi bagaimana membangun sebuah destinasi eksklusif atau yang masih hangat yaitu Nihi Resort di Sumba.

Lokasinya jauh dari sentuhan pembangunan dibanding daerah lain dan taraf kehidupan masyarakatnya tidak sebanding dengan daerah lainnya, akan tetapi sebuah resort disana dengan segala keterbatasannya dapat masuk dalam 'bucket list' para wisatawan di segmen wisata mewah.

Sebuah destinasi yang mewah bukan ditandai oleh bangunan tinggi dan infrastruktur yang mewah pula namun lebih pada bagaimana sebuah destinasi dapat menawarkan pengalaman berlibur kepada wisatawan di segmen mewah ini.  

Sebuah Private Island tidak membutuhkan Shopping Mall yang megah atau Restaurant cepat saji seperti yang terjadi di destinasi mainstream.

Ini karena selain wisatawan disegmen mewah ingin menikmati liburannya secara total dan lepas dari segala aktivitas pada rutinitas mereka, juga karena kemewahan tidak mengikuti permintaan seperti permintaan akan sebuah Shopping Mall. Mereka ingin leluasa menentukan jam tidur dan bangun mereka tanpa ada bunyi alarm yang mereka dengar setiap pagi.

Dan tidak semua orang dapat ke private island yang biasanya hanya diperuntukan kepada tamu-tamu resort yang mereka kelola di pulau tersebut, ini letak keeksklusifannya.

Bangunan resort mereka juga dapat dikatakan bukan dibangun dari beton atau dihiasi dengan lampu-lampur kristal yang mahal harganya. Justru lebih sederhana dan memfokuskan bangunanya dan isinya pada ke etnic kan dan mencerminkan kelokalan dari daerah tersebut.

"Premium pada wisata itu layanan bukan destinasi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun