Lesser Sunda atau Kepulauan Sunda Kecil adalah gugusan pulau yang tersebar dari mulai Bali hingga Timor sebelah Timur yang terbagi dalam 3 provinsi sekaligus yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Beberapa kapal pinisi yang menawarkan pelayaran dari Bali ke Labuan Bajo akan pasti menikmati keindahan alam di gugusan pulau ini mulai dari Gili Selatan, Gili Utara hingga Takat Makassar sebelum mengakhiri pelayaran selama 5 hari.
Saya sangat bersyukur pernah bekerja di sebuah kapal pinisi yang memang fokus pada jalur di Kepulauan Sunda Kecil ini sehingga tidak perlu membayar melainkan justru dibayar. Sebuah pekerjaaan yang tidak hanya menyenangkan tetapi tidak bisa membedakan kapan libur dan kapan bekerja.
Walaupun juga tidak tidur di kabin mewah seperti para tamu, tapi sensasi yang didapat selama berlayar sama dengan apa yang dirasakan para tamu kapal.
Pulau-Pulau Mempesona
Biasanya kapal mulai berlayar dari Serangan Bali pada siang jelang sore untuk tiba di pemberhentian pertama yaitu Gili Utara walaupun terkadang berangkat pagi dan menjadikan Gili Selatan sebagai pemberhentian pertama.
Lombok memiliki paling tidak 7 gili lebih berada di selatan dan 3 di utara. Saat terbangun pagi hari, alamat pos saya sudah berubah menjadi Gili Trawangan dan saatnya untuk snorkeling sebelum menginjakan kaki di Gili T untuk berbelanja kebutuhan yang kurang selama berlayar nanti.
Pulau Bedil dan Keramat adalah pulau yang masuk dalam daerah Administrasi Kabupaten Sumbawa dan kedua pulau ini juga menjadi pemberhentian pelayaran kapal pinisi. Walaupun kapal tidak menginap namun tetap memberikan waktu untuk snorkeling.
Jelang sore memasuki malam, kapal bergerak menuju Pulau Moyo yang masih di bawah administrasi Kabupaten Sumbawa. Jelang subuh hari, alamat pos saya berubah kembali menjadi Pulau Moyo, Sumbawa.
Setelah mengunjungi air terjun Matajitu yang sudah dikenal oleh banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri tidak terkecuali Ratu Belanda yang pernah juga berkunjung ke pulau ini, aktivitas snorkeling tidak pernah terlewati bila kapal berhenti di sebuah pulau.
Kapal biasanya menginap di Pulau Moyo dan berangkat tengah malam dengan tujuan berikutnya adalah Pulau Satonda.
Waktu yang paling berkesan selama berlayar adalah saat matahari terbit dan terbenam dan lebih utamanya lagi, tidak perlu membayar alias gratis.