Kesadaran wisata dikalangan masyarakat daerah perlu ditingkatkan, kerjasama antar sektor diperlukan dengan meniadakan ego sektoral antara daerah dan pusat, saling merangkul dan menyatukan visi dan misi untuk mengembangkan destinasi wisata khususnya untuk wisata mewah, ketiga hal ini hanya sebagian dari pekerjaan rumah yang perlu secara Bersama-sama kita benahi.Â
Pariwisata bukan sebuah korporasi melainkan layaknya sebuah koperasi yang dapat memberikan manfaat ekonomi kepada para anggotanya yaitu masyarakat lokal atau setempat.
Pengalaman berpuluh tahun di dunia pariwisata tidak menjadikan seorang sebagai ahli wisata karena kita semua masih dan akan terus belajar, saling membagi ilmu dan pengalaman serta memiliki misi dan tujuan yang sama, karena pariwisata tidak bersifat baku dan statis melainkan dinamis dimana kebutuhan dan keinginan wisatawan selalu berubah dan berkembang, mungkin 10 20 tahun yang lalu kita tidak pernah memikirkan untuk mencari spot wisata untuk selfie kepada para tamu kita. Namun sekarang hal ini sudah menjadi keharusan bagi pelaku wisata dalam memenuhi keinginan tamu dalam hal ber selfie tersebut.
Pariwisata membutuhkan kualitas pelayanan sebagai hal utama sedangkan pembangunan fisik sebagai pendukung seperti apa yang sudah dilakukan beberapa investor asing di Indonesia dalam mengembangkan wisata dan Sumba Nihi Resort adalah salah satu contohnya dimana terletak di sebuah pulau bagian utara Indonesia  yang  masih jauh dan jarang  mendapat sentuhan pembangunan akan tetapi sudah berhasil masuk dalam 'bucket list' para pesohor dunia.
Membidik sesuatu yang sedikit jumlahnya memerlukan penanganan yang khusus pula, pelaku wisata seperti tour operator, boat operator dan lainnya adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan.
Semua pihak sangat dibutuhkan partisipasinya dan saling menghargai, saling menyimak, tidak hanya sekedar saling mendengar, apa yang diputuskan ada baiknya memang untuk memajukan pariwisata bukan mengatasnamakan terlebih bila kita ingin membidik wisatawan di segmen mewah dimana apa yang menjadi pilihan, preferensi dan harapan mereka dalam berlibur mungkin tidak sesuai dengan apa yang akan kita rencanakan bangun di sebuah destinasi terutama yang ditujukan dan membidik wisatawan di segmen mewah.
Walaupun dari segi kuantitas sedikit bukan berarti wisatawan pada segmen mewah ini tidak ada dan tidak perlu dibidik karena dalam menuntut sebuah pengalaman liburan yang sesuai dengan harapan, mereka rela mengeluarkan uang berlipat ganda dari wisatawan di segmen lain dan pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan devisa kita dari sektor pariwisata.
Dan terakhir diharapkan muncul para investor lokal untuk membangun kawasan wisata yang membidik wisatawan di segmen premium dan mewah ini sebagai partisipasi mereka dalam mengembangkan pariwisata dan wisata mewah pada khususnya.
Semoga berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H