Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kenapa Wisata Kapal Pinisi Mahal?

24 September 2018   13:00 Diperbarui: 24 September 2018   21:43 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biaya ini belum termasuk untuk biaya realokasi bila kita ingin memulai berlayar dari tempat berbeda dari tempat kapal parkir yang besar nya sama dengan biaya charter per malam, itu pun dihitung waktu tempuh dari tempat parkir kapal ke tempat kita, sehingga bila memerlukan waktu 2 malam maka biaya realokasi nya juga 2 malam.

Mahal tapi menguntungkan

Biaya operasional kapal pinisi memang mahal, mulai dari pembuatan kapal pinisi itu sendiri yang paling murah mungkin berkisar Rp. 7 miliar hingga ada yang Rp. 20 miliar, namun bukan berarti usaha wisata kapal pinisi ini tidak menguntungkan.

Sebagai ilustrasi saja, untuk sekali trip dari Serangan, Bali ke Gili Tramena, kita harus membayar sekitar paling murah US 300 per malam untuk 3 malam trip bolak balik itu berarti USD 900 per orang dengan kapasitas hingga 14 orang, maka total penerimaan adalah USD 12,600. Biaya yang harus dikeluarkan untuk solar dengan perhitungan 1 ton nya berkisar Rp. 7-9 juta dan biaya lain nya maka total biaya berkisar hingga 40-60% dari total penerimaan.

Kemungkinan belum banyak yang mengetahui bahwa usaha kapal pinisi ini memiliki tingkat keuntungan yang tinggi karena biasa nya orang melihat dari segi biaya yang harus dikeluarkan dan memang banyak sekali, namun begitu juga keuntungan nya asal dikelola secara profesional dan pasti nya memahami benar 'playground' dari dunia perkapalan terutama di semua pelabuhan yang sangat selalu menarik untuk di monitor. 

Sehingga saya tidak heran jika hampir 99% dari pemilik dan pengelola kapal pinisi ini orang asing non lokal. Mungkin ada yang mulai berminat untuk usaha kapal pinisi ini sehingga bisa menurunkan harga karena tidak perlu menggunakan sistem profit-sharing dalam bentuk PMA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun