Warna-warna yang kita lihat pada aurora bergantung pada gas di atmosfer yang bertumbukan dengan partikel bermuatan yang dibawa oleh angin matahari.Terdapat dua gas utama yang ada di atmosfer yang paling berpengaruh pada pembentukan cahaya aurora: oksigen dan nitrogen.Â
Keduanya berperan penting dalam menghasilkan warna-warna yang terlihat pada aurora. Oksigen menghasilkan warna merah dan hijau, sedangkan nitrogen menghasilkan warna biru dan hijau.
 Kombinasi dari warna-warna ini menghasilkan berbagai warna yang terlihat pada aurora, seperti hijau, kuning, biru, atau merah tua. Fenomena aurora ini telah menjadi perhatian para ahli dan masyarakat, terutama ketika badai matahari yang terjadi memicu kejadian ini.Â
Badai matahari adalah fenomena yang terjadi ketika badai energi dari matahari mencapai Bumi. Dalam beberapa tahun terakhir, badai matahari telah meningkatkan kejelasan dan keindahan aurora. Badai matahari mempengaruhi aurora dengan cara meningkatkan energi yang diterima oleh gas-gas di atmosfer, membuat warna-warna yang dihasilkan lebih jelas dan menakjubkan.
Badai matahari yang terjadi pada tahun 2024 telah memunculkan fenomena cahaya utara atau aurora borealis di belahan Bumi utara dan cahaya selatan atau aurora australis di belahan Bumi selatan.
Aurora australis biasanya muncul di lintang selatan bumi, di wilayah-wilayah seperti Australia dan Selandia Baru, sedangkan aurora borealis muncul di daerah-daerah lintang utara bumi. Keduanya dibedakan menurut posisi munculnya.
Hal ini dipicu oleh partikel energik yang diarahkan ke kutub Bumi dan bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen di atmosfer bumi. Beberapa negara melaporkan kemunculannya, termasuk Australia, Eropa bagian utara, dan Kanada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H