Mohon tunggu...
Ahmad Arifin24
Ahmad Arifin24 Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Cerpen Kamu Berhak Kecewa, Antologi Puisi Rintik-Rintik Pilu, Jejak Yang Tersisa, Rampai Harapan, Mendamba di Bawah Rembulan, Mulai Dari Awal, Untuk Perempuan Yang Ingin Kupeluk Erat, Kumpulan Quotes Gagal Lalu Bangkit Kembali.

Baca dan tulislah agar tidak lupa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Penerapan Kurikulum Merdeka dalam Sistem Pendidikan Indonesia

6 April 2023   21:09 Diperbarui: 6 April 2023   22:10 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem pendidikan Indonesia telah menggunakan berbagai jenis kurikulum sejak kemerdekaannya. Menurut catatan, 10 template resume telah diterapkan di Indonesia. Tiga jenis kurikulum utama yang digunakan dalam sistem pendidikan Indonesia adalah kurikulum nasional (Kurikulum Nasional), kurikulum daerah (Kurikulum Daerah) dan kurikulum sekolah (Kurikulum Berbasis Sekolah).

Kurikulum Nasional (Kurikulum Nasional) adalah kurikulum standar yang diterapkan di seluruh Indonesia. Ini dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan digunakan oleh semua sekolah negeri dan swasta di negara ini. Kurikulum Daerah, di sisi lain, dikembangkan oleh pemerintah daerah dan digunakan di sekolah-sekolah di daerah tertentu. Terakhir, kurikulum sekolah (Kurikulum Berbasis Sekolah) dikembangkan oleh masing-masing sekolah dan diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan spesifik sekolah dan siswanya.

Selama bertahun-tahun, Indonesia telah menerapkan berbagai kurikulum, antara lain Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, Kurikulum 2013 (K-13). ), dan Kurikulum Merdeka.  Setiap kurikulum memiliki pendekatan dan ruang lingkup yang unik, mulai dari orientasi kebijakan hingga pendidikan berbasis kompetensi.  Terlepas dari jenis kurikulum yang digunakan, tujuannya tetap sama: menyediakan pendidikan berkualitas bagi seluruh siswa Indonesia.

Kurikulum merdeka dalam pendidikan sangat penting untuk membantu siswa memahami konsep kebebasan dan signifikansinya dalam kehidupan mereka. Kurikulum Mandiri misalnya, memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih materi pembelajarannya sendiri dan mengeksplorasi konsep-konsep yang paling diminatinya. Kurikulum Merdeka yang sedang diterapkan di Indonesia juga menekankan pentingnya pembelajaran intrakurikuler yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi konsep dengan cara yang berbeda. Dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih materi pembelajaran mereka sendiri dan mengeksplorasi konsep-konsep yang menarik minat mereka, kurikulum merdeka dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep kebebasan, dan pentingnya kebebasan dalam kehidupan mereka.

Kurikulum merdeka juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, yang penting untuk sukses di abad ke-21. Kurikulum Mandiri misalnya, berfokus pada pembelajaran yang mendalam dan mendorong siswa untuk berpikir kritis. Pencapaian pembelajaran berpikir kritis merupakan tantangan tersendiri, baik bagi pendidik maupun peserta didik, namun sangat krusial bagi pengembangan keterampilan abad. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan Kurikulum Mandiri telah menyebabkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan mendorong kemampuan berpikir kritis, kurikulum merdeka dapat membantu mempersiapkan siswa untuk sukses pada masa depan.

Kurikulum merdeka juga dapat mendorong keterlibatan sipil dan tanggung jawab sosial. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia mendorong sekolah-sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Mandiri untuk saling berbagi praktik yang baik. Lahirnya Platform Terbuka Rakyat (POP) muncul dari konsep Freedom to Learn-Campus Activator yang menitikberatkan pada pengembangan tanggung jawab sosial melalui kegiatan-kegiatan yang mengedepankan kesejahteraan lingkungan dan mahasiswa. Dengan menekankan keterlibatan sipil dan tanggung jawab sosial, kurikulum merdeka dapat membantu siswa menjadi lebih sadar akan peran mereka dalam masyarakat dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap komunitas dan lingkungannya.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kriteria utama sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka adalah minat yang tulus untuk melakukannya. Minat ini harus ditunjukkan melalui filosofi pendidikan yang kuat yang sejalan dengan tujuan dan sasaran kurikulum merdeka. Sekolah yang dapat mengartikulasikan filosofi pendidikannya dengan cara yang jelas dan meyakinkan lebih mungkin berhasil dalam menerapkan kurikulum merdeka.

Bukti rekam jejak yang sukses adalah kriteria penting lainnya bagi sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka. Sekolah yang memiliki sejarah inovasi dan keunggulan dalam pendidikan lebih berpeluang untuk berhasil menerapkan kurikulum mandiri. Ini mungkin termasuk catatan prestasi akademik yang kuat, keberhasilan implementasi inovasi pendidikan sebelumnya, dan komitmen untuk pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru dan staf.

Selain filosofi pendidikan yang kuat dan rekam jejak yang sukses, komitmen terhadap pendidikan yang inovatif dan progresif juga penting bagi sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka dirancang untuk mempromosikan kreativitas, pemikiran kritis, dan keterampilan pemecahan masalah di kalangan siswa. Sekolah yang berkomitmen untuk pendidikan yang inovatif dan progresif, dan yang mau merangkul pendekatan dan metodologi baru, lebih mungkin berhasil dalam menerapkan kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka di Indonesia menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan kurikulum tradisional. Salah satu manfaat utama adalah fleksibilitas yang diberikannya dalam desain kurikulum. Pendidik memiliki kebebasan untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajarnya. Fleksibilitas ini memungkinkan pendekatan pendidikan yang lebih personal, yang dapat mengarah pada peningkatan keterlibatan siswa dan hasil belajar. Selain itu, Desain Kurikulum Merdeka yang merupakan bagian dari Kurikulum Mandiri tidak kaku dan juga tidak terlalu fleksibel sehingga memungkinkan adanya keseimbangan antara standardisasi dan kustomisasi. Keseimbangan ini memastikan bahwa siswa menerima pendidikan yang berkualitas sekaligus memungkinkan penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan dan konteks lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun