Mohon tunggu...
Ahmad Arifin24
Ahmad Arifin24 Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Cerpen Kamu Berhak Kecewa, Antologi Puisi Rintik-Rintik Pilu, Jejak Yang Tersisa, Rampai Harapan, Mendamba di Bawah Rembulan, Mulai Dari Awal, Untuk Perempuan Yang Ingin Kupeluk Erat, Kumpulan Quotes Gagal Lalu Bangkit Kembali.

Baca dan tulislah agar tidak lupa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan Tak Baik-Baik Saja

14 Februari 2023   21:56 Diperbarui: 14 Februari 2023   22:33 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya akan terasa sulit bagimu untuk bisa menerima kenyataan bahwa kehilangan sosok seorang sahabat sejati adalah suatu cobaan yang sangat berat dan menyakitkan. Banyak canda, tawa, sedih, susah, dan senang pernah dilewati bersama. Ada yang bilang bahwa : banyak sahabat maka pergaulan akan semakin luas dan semakin membuka relasi jaringan komunikasi. Tetapi menurutku tidak usah banyak sahabat, cukup sedikit saja yang penting bisa dipercaya (amanah) dan bisa membantu disaat susah. Memang benar, sahabat sejati akan terlihat perannya disaat kamu terjatuh, atau dalam keadaan terpuruk. Di keadaan itu, kebanyakan orang yang mengaku sahabat akan pergi meninggalkanmu, tidak mempedulikanmu, dan mengabaikanmu. Sahabat yang kita harapkan akan selalu ada disaat kita punya masalah, ternyata malah pergi juga meninggalkan kita. Hanya seorang sahabat sejatilah yang akan selalu ada, tak pernah meninggalkanmu, setia membantumu dalam situasi dan kondisi apapun.

Seperti itulah yang pernah aku alami sekarang, sahabat sejati ku yang dari kecil kita sekolah bersama, bermain bersama, telah kembali ke hadapan Allah SWT memang ajal adalah rahasia Ilahi, kapanpun jika sudah waktunya pasti akan kembali ke hadapanNya. Beberapa kali aku pernah ditimpa musibah, mengalami kesusahan, dia selalu ada untuk membantu dan memberiku semangat. Aku Sangat terpukul dan sulit untuk bisa menerima kepergiannya. Jika diingat-ingat kembali masih membekas tentang perjalanan kita sewaktu masih sekolah sampai tumbuh dewasa. Sekarang hanyalah kenangan yang bisa menjadi pengobat lara disaat aku mengingatnya.

 Hari terus berlalu, waktu terus berjalan, aku menjalani kehidupannku tanpa sosok sahabat yang sudah aku anggap seperti saudaraku. Ternyata, kehilangan itu memang sangat sakit hingga menciderai hati dan pikiran. Terlalu cepat sekali Allah SWT memanggilnya. Kini dia sudah berada di alam baqa, kembali ke tempat asalnya. Semoga segala amal ibadahnya selama di dunia diterima oleh Allah SWT dari kehilangan seorang sahabat aku belajar bahwa setiap manusia yang ada di bumi ini akan pergi meninggalkan kita, siap dan tidak siap kita harus bisa menerima hal tersebut, dan menunggu giliran kita selanjutnya. Oleh karena itu, sudah menjadi takdir dan rahasia dari Yang Maha Kuasa tentang kematian seseorang. Tidak ada yang pernah tau kapan dan dimana kita akan kembali menghadap sang Khalik. Selalu mempersiapkan bekal diri untuk kembali ke hadapan sang Ilahi adalah langkah yang terbaik. Jangan sampai kita terlambat atau tidak membawa bekal apa-apa ketika kembali.

Yang namanya kehilangan tidak pernah akan baik-baik saja meskipun itu cuman kehilangan benda berharga atau apapun, yahh tetap saja akan terasa, apalagi kehilangan sahabat sejati. Kehilangan sahabat sejati membuatku banyak belajar dan tetap tegar berada di zona istiqomah karena masih ada keluargaku yang selalu menjadi penopangku. Jika sudah tidak bersama lagi barulah terasa bahwa ada yang hilang dan tak akan pernah kembali. Pacar gampang dicari tapi sahabat sejati sangat susah untuk ditemui. Selalu memperbaiki diri untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah SWT adalah yang terbaik. Tak perlu penilaian dari manusia, yang lebih penting adalah melakukan kebaikan untuk mendapatkan pahala sebagai bekal menuju akhirat.

Aamiin ya rabbal Alamin 🤲

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun