Sempat terlintas dipikiran Rani, jangan-jangan dia sudah menikah dengan orang lain. Bagaimana kalau itu memang benar? ah rasanya tidak mungkin, aku sangat mempercayai apa yang dia katakan. Karena dia tidak pernah berbohong padaku. Pikiran was-was itu selalu saja terbayang. Sambil Bingung sendiri, Rani tetap tegar dan berpikir positif (husnudhon), dengan harapan semoga itu tidak terjadi.
Untuk menghilangkan rasa kepanikannya dia mulai menyibukkan diri dengan main game, nonton film, membaca novel, tetapi perasaan was-was itu masih saja ada di benaknya.Â
Tak lama kemudian Ibunya mengetuk pintu kamar lalu dibukakan pintu oleh Rani, Ibu bertanya, “apa yang terjadi padamu Rani, kau terlihat seperti tampak cemas.Â
Karena takut ibunya mengetahui, Lalu Rani menjawab, “tidak Ibu, Lagi banyak kerjaan kantor yang belum aku selesaikan, dengan raut wajah yang agak panik.Â
Ibu berkata, “ya udah, kalau gitu istirahat aja dulu nanti baru dikerjakan satu persatu pekerjaan kantormu.Â
Keesokkan hari, Rani berpamitan ke ibunya akan pergi ke Inggris untuk menyusul Rudi dengan harapan semoga bisa bertemu Rudi disana. Sang ibu memberikan ijin, lalu Rani pun berangkat. Setibanya di Inggris, Rani bingung dan tida tahu mau cari kemana di negara sebesar ini. Sambil naik taksi dari bandara dia melihat-melihat di sepanjang jalan kota jangan sampai ada Rudi disana ternyata tidak ada. Dia juga sudah bertanya-tanya kepada orang-orang dijalan dengan menunjukkan foto Rudi, tetapi tidak ada yang kenal.Â
Tak lama kemudian dia singgah di salah satu restoran untuk makan siang, disaat sedang duduk makan, dekat dengan meja makan Rani, terlihat ada seorang pria yang mirip sekali dengan Rudi sedang duduk makan bersama seorang wanita. Karena penasaran Rani langsung menuju meja makan pria yang mirip Rudi.Â
Rani melihat di jari manis pria dan wanita itu sudah ada cincin, tetapi dia tak menghiraukannya. Kemudian dia memanggil dengan bahasa Indonesia, “Rudi, apakah ini kamu? pria itu membalikkan wajahnya dan menjawab, “iya benar, saya Rudi, ada apa yah? wanita yang duduk makan bersama Rudi pun heran karena Rudi dan Rani berbicara dengan bahasa Indonesia jadi dia tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan.
Lalu Rani bertanya, “Rudi, siapakah wanita ini?
Rudi Menjawab, “dia adalah istriku, kami sudah menikah beberapa bulan yang lalu.
Dengan wajah kecewa, marah, dan sedih, Rani mengatakan,