Mohon tunggu...
Ahmad Arifin24
Ahmad Arifin24 Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Cerpen Kamu Berhak Kecewa, Antologi Puisi Rintik-Rintik Pilu, Jejak Yang Tersisa, Rampai Harapan, Mendamba di Bawah Rembulan, Mulai Dari Awal, Untuk Perempuan Yang Ingin Kupeluk Erat, Kumpulan Quotes Gagal Lalu Bangkit Kembali.

Baca dan tulislah agar tidak lupa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecewa yang Membelenggu

11 Februari 2023   21:36 Diperbarui: 11 Februari 2023   21:54 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan yang luar biasa dirasakan oleh Rani dan Rudi. Bagaimana tidak, setelah menjalani hubungan jarak jauh selama lima tahun, akhirnya mereka dipertemukan kembali di Jakarta. Rudi yang baru saja menyelesaikan kuliah strata satu (S1) di Inggris, mendapatkan waktu beberapa hari untuk libur. Sedangkan Rani sedang kuliah di salah satu Universitas di Jakarta. Mereka harus terpisah lantaran menempuh pendidikan di dua negara berbeda, yaitu : Inggris dan Indonesia. Kini mereka bertemu kembali, wajah Rani terlihat sangat bahagia begitu juga dengan Rudi.

Momen pertemuan mereka tidak disia-siakan, keduanya menghabiskan waktu bersama dengan jalan-jalan, makan , berfoto dan lain-lain, seperti layaknya pasangan yang baru dimabuk asmara. So sweet! di sela-sela menghabiskan waktu bersama, Rudi membicarakan hal yang serius kepada Rani.

Rudi mengatakan kepada Rani bahwa aku baru selesai mengambil gelar strata satu (S1), dan segera melanjutkan lagi magisterku (S2). Setelah mendapatkan gelar magister, aku akan segera mempersuntingmu sebagai istriku, maukah kau menungguku? wajah Rani tampak merah tersipu malu, sambil tersenyum dan terlihat lesung pipinya, kemudian Rani menjawab, “iya, saya akan selalu menunggumu sampai kau kembali.

Lalu keduanya berpelukan, tampak terlihat wajah yang sangat bahagia antara keduanya. Liburan telah usai, sudah waktunya untuk Rudi kembali ke Inggris. Rani mengantar Rudi ke bandara. Beberapa jam kemudian setelah sampai di bandara, mereka berbincang-bincang. Sambil menunggu pesawat, tampak wajah sedih berlinang air mata Rani, seolah tidak mau berpisah dengan Rudi. 

Sambil mengusap air mata Rani, Rudi mengatakan, “janganlah kau bersedih, ini bukan perpisahan yang terakhir, kita pasti akan bertemu kembali. Jika kita ditakdirkan bersama pasti ALLAH SWT akan pertemukan kita kembali. Tugasmu adalah selalu berdoa semoga kita diberikan kesehatan agar bisa bertemu lagi.  

Beberapa menit kemudian pesawat yang akan dinaiki Rudi sudah tiba dan telah diumumkan bahwa akan segera berangkat. Rudi pun bersiap untuk meninggalkan ruang tunggu dan pergi menuju pesawat. Sambil memeluk Rani untuk yang terakhir kalinya, Rudi mengatakan, “kamu harus fokus pada kuliahmu, kalau berjodoh tak akan kemana, kata Rudi untuk menguatkan Rani yang keliatan bersedih. 

Rani berkata, “Iya, iya, iya, kamu hati-hati yah? semoga sampai di sana dengan selamat, jangan lupa kabari aku jika sudah sampai.

Rudi menjawab, “iya, pasti aku kabarin. Sambil Tersenyum. 

Ketika sudah berjalan menuju pesawat pandangan Rani tidak terlepas ke Rudi, dia selalu mengamati Rudi meskipun Rudi sudah jauh meninggalkan ruang tunggu. Sesekali juga Rudi melihat ke arah belakang untuk memastikan bahwa Rani masih memperhatikannya.

Hungggg! terdengar suara pesawat yang siap take off, Rani belum juga keluar dari ruang tunggu, dia masih terus melihat pesawat yang dinaiki oleh Rudi. Setelah pesawat sudah terbang jauh sampai sudah tak terlihat lagi, lalu Rani keluar dari bandara dan kembali pulang.  

Dua tahun berlalu, Rani sudah selesai kuliah dan telah bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Jakarta. Dia belum menikah karena masih tetap menunggu kedatangan Rudi, menantikan janji yang sudah dia katakan. Tak pernah sedikitpun ada kabar dari Rudi, baik melalui telpon ataupun yang lainnya. Beberapa kali Rani coba menghubungi Rudi tapi nomornya tidak aktif. Rani sangat shock, cemas, dan gelisah karena sudah tidak pernah berkomunikasi setelah dua tahun berlalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun