Mohon tunggu...
Ahmad Sunandar
Ahmad Sunandar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy every time

sekarang saya bekerja sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi di kota Surakarta. Selain mengajar, saya suka melakukan penelitian dan penulisan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Situasi Pasar Tradisional di Masa Pandemi

14 Juli 2021   11:16 Diperbarui: 14 Juli 2021   11:35 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana situasi seluruh manusia saat ini dalam masa pandemi virus Covid-19 sejak pertama kali menyebar hingga saat ini, banyak hal yang menghadapi perubahan kebiasaan. Salah satunya situasi perekonomian Pasar Tradisional yang menarik perhatian untuk di ulik lebih dalam. Bagaimana situasi serta kondisi perdagangan Pasar Tradisional pada masa pandemi seperti ini? Karena sebagian besar pekerjaan berdampak besar dalam menjalankan kegiatan yang semestinya. Kegiatan jual-beli harus tetap terlaksana, terutama di Pasar Tradisional karena erat kaitannya untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan baik konsumen, produsen serta para pedagang sebagai distributor barang dagangan.

Pasar Tradisional merupakan pasar yang dimana kegiatan transaksi antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung biasanya terdapat proses tawar menawar, barang yang di perjual-belikan adalah barang kebutuhan sehari-hari.

Saat ini kegiatan jual-beli secara langsung masih menjadi pilihan masyarakat di kota maupun di desa, dikarenakan membeli secara langsung lebih menyenangkan dan lebih terpercaya dibanding pasar online yang zaman sekarang terus meningkat.

Pasar Tradisional sendiri memiliki banyak fungsi lain selain sebagai tempat transaksi antara penjual dan pembeli, yaitu tempat usaha para pedagang, pendukung proses interaksi sosial, penyedia produk lokal, juga tempatnya yang lebih dekat dengan permukiman.

Saat ini dunia sedang berkalut dengan pandemi virus corona yang merajalela diseluruh wilayah, tak ada kegiatan perekonomian yang tidak berdampak adanya virus ini. Begitu juga dengan kegiatan jual-beli di Pasar Tradisional sendiri yang mendukung untuk saling bertemunya bagi penjual serta pembeli. Pada masa pandemi seluruh masyarakat dihimbau untuk mengurangi interaksi secara langsung dengan sesama. Karena penularannya tak hanya melalui sentuhan tetapi juga melalui udara disekitar.

Aturan untuk memakai masker, mencuci tangan pada air mengalir atau penggunaan handsanitaizer, pengecekan suhu dan mengurangi berkerumun ditempat umum, inilah sebagai hal baru dalam dunia perdagangan di Pasar Tradisional.

Berdasarkan pada perda dan pergub beberapa daerah yang menyarankan penggunaan masker diluar rumah dan perubahan menghadapi dunia luar yaitu 'New Normal'. Ini sangat mempengaruhi kegiatan perdagangan di Pasar Tradisional.

Sejak virus Covid-19 menyebar kegiatan di Pasar Tradisional mengalami penambahan perubahan dalam menghadapi kebiasaan yang dilakukan, salah satunya di wajibkan nya mencuci tangan sebelum memasuki area pasar pada tangka air dan sabun cuci tangan yang telah disiapkan di setiap pintu masuk maupun keluar pasar, lalu wajib menggunakan masker, bila tidak menggunakan masker diberikan sanksi.

Bagi sebagian besar penjual maupun pembeli menaatinya dengan baik, tetapi tak hayal ads beberapa yang menghiraukan Protokol Kesehatan pencegahan penularan virus Covid-19 ini, hingga petugas sekitar harus menegur dan memberikan sedikit wejangan sebelum diberikan sanksi.

Bagimana dengan situasi pasar saat diterapkan Protokol Kesehatan, apakah kondusif dan berjalan seperti biasa?

Tidak semudah itu, beberapa penjual maupun pembeli mengeluhkan kesulitan penggunaan masker saat dipasar, terutama saat cuaca sedang panas. Hal ini membuat pasokan udara naik dan oksigen segar berkurang. Apalagi di pasar tidak hanya orang sedikit yang berlalu lalang.

Tapi dengan banyaknya sosialisasi dan penjagaan ketat para petugas, hal ini mampu diatasi dan menjadikan kebiasaan baru demi keselamatan dan kesehatan  bersama.

(mediaindonesia.com)
(mediaindonesia.com)

Ditinjau secara langsung sesuai keadaan pasar yang sebenarnya di Pasar Tradisional. Penulis melihat dengan diterapkannya Protokol Kesehatan yang ketat dan tertib mampu mengurangi penyebaran virus dan juga tidak mengganggu kegiatan berdagang bagi penjualan maupun bagi pembeli. Karena hal ini merupakan hal baru yang harus jadi kebiasaan baik bagi kita semua demi kebaikan diri kita sendiri pula. Dengan bukti, banyak tangki air dan sabun cuci tangan di setiap pintu masuk pasar, banyaknya poster dan pamflet yang dipasang di lingkungan pasar untuk mengingatkan bagi para penjual maupun pembeli untuk menerapkan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan).

Karena kegiatan jual-beli harus tetap dilakukan walaupun dalam keadaan genting seperti ini, fungsi pasar sebagai penyedia barang khususnya bahan pangan sangat berpengaruh bila mana kegiatan jual-beli di pasar ditiadakan. Para masyarakat mungkin akan kesulitan mendapatkan bahan pangan untuk sehari-hari. Dengan tetap menjunjung tinggi memperketat 3M demi keselamatan serta kesehatan baik bagi pembeli maupun penjual sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun