Tidak semudah itu, beberapa penjual maupun pembeli mengeluhkan kesulitan penggunaan masker saat dipasar, terutama saat cuaca sedang panas. Hal ini membuat pasokan udara naik dan oksigen segar berkurang. Apalagi di pasar tidak hanya orang sedikit yang berlalu lalang.
Tapi dengan banyaknya sosialisasi dan penjagaan ketat para petugas, hal ini mampu diatasi dan menjadikan kebiasaan baru demi keselamatan dan kesehatan  bersama.
Ditinjau secara langsung sesuai keadaan pasar yang sebenarnya di Pasar Tradisional. Penulis melihat dengan diterapkannya Protokol Kesehatan yang ketat dan tertib mampu mengurangi penyebaran virus dan juga tidak mengganggu kegiatan berdagang bagi penjualan maupun bagi pembeli. Karena hal ini merupakan hal baru yang harus jadi kebiasaan baik bagi kita semua demi kebaikan diri kita sendiri pula. Dengan bukti, banyak tangki air dan sabun cuci tangan di setiap pintu masuk pasar, banyaknya poster dan pamflet yang dipasang di lingkungan pasar untuk mengingatkan bagi para penjual maupun pembeli untuk menerapkan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan).
Karena kegiatan jual-beli harus tetap dilakukan walaupun dalam keadaan genting seperti ini, fungsi pasar sebagai penyedia barang khususnya bahan pangan sangat berpengaruh bila mana kegiatan jual-beli di pasar ditiadakan. Para masyarakat mungkin akan kesulitan mendapatkan bahan pangan untuk sehari-hari. Dengan tetap menjunjung tinggi memperketat 3M demi keselamatan serta kesehatan baik bagi pembeli maupun penjual sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H