Mohon tunggu...
𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗙𝗮𝗶𝘀𝗮𝗹
𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗙𝗮𝗶𝘀𝗮𝗹 Mohon Tunggu... Lainnya - writer

"Menulis adalah cara untuk berbicara tanpa terdengar." - Thomas Mann

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derai Hati yang Resah

4 Agustus 2024   22:22 Diperbarui: 4 Agustus 2024   22:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: pixabay.com/CDD20

Setiap hari berganti pagi

Suara gaduh memekik telinga

Ruang dingin, hampa kehangatan

Jiwa terkurung dalam kemelut

***

Tiada tempat untuk bersandar

Selain derai tangis yang terpendam

Hati menangis, menjerit pilu

Tersiksa dalam kegaduhan rumah

***

Setiap hari terasa berat

Membawa beban tak tertahankan

Ingin lari, namun tak ada tujuan

Terkurung dalam penjara keluarga

***

Namun, di balik derai air mata

Bersemayam kekuatan yang tak tampak

Bertahan, melawan, tak menyerah

Jiwa yang kokoh dalam guncangan

***

Meski hati terluka, lelah, dan resah

Tetaplah berjuang, bertahan, dan kuat

Suatu hari, pasti akan ada pelangi

Menyingsing di ufuk kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun