Terlahir dalam dunia yang tak adil
Terpaksa menerima takdir yang kelam
Tak seharusnya kau menanggung beban
Namun nasib kejam membelitmu
Kau dipilih-pilih, tak diterima utuh
Hanya potongan-potongan kecil dirimu
Yang dianggap pantas untuk dikasihi
Sementara sisi lain kau abaikan
Mata itu memandang penuh luka
Menggoreskan nestapa dalam diam
Senyummu dipaksakan, menahan perih
Takut kehilangan sisa cinta yang ada
Hatimu menjerit ingin didengar
Namun suaramu tertelan kerasnya dunia
Kau mencoba bertahan, walau terhempas
Berharap kelak ada yang mengerti
Wahai anakku, betapa pedih nasibmu
Terlahir dalam bayang-bayang ketidakadilan
Namun jangan pernah menyerah, tetaplah berjuang
Suatu hari nanti, keadilan pasti datang
Biarlah air mata ini menjadi saksi
Betapa besar cintaku padamu
Kau anakku, yang terpilih, yang terluka
Namun tetap berharga di mataku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H