Mohon tunggu...
𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗙𝗮𝗶𝘀𝗮𝗹
𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗙𝗮𝗶𝘀𝗮𝗹 Mohon Tunggu... Lainnya - writer

"Menulis adalah cara untuk berbicara tanpa terdengar." - Thomas Mann

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak di Balik Bayangan

3 Agustus 2024   19:47 Diperbarui: 3 Agustus 2024   19:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlahir dalam dunia yang tak adil

Terpaksa menerima takdir yang kelam

Tak seharusnya kau menanggung beban

Namun nasib kejam membelitmu

Kau dipilih-pilih, tak diterima utuh

Hanya potongan-potongan kecil dirimu

Yang dianggap pantas untuk dikasihi

Sementara sisi lain kau abaikan

Mata itu memandang penuh luka

Menggoreskan nestapa dalam diam

Senyummu dipaksakan, menahan perih

Takut kehilangan sisa cinta yang ada

Hatimu menjerit ingin didengar

Namun suaramu tertelan kerasnya dunia

Kau mencoba bertahan, walau terhempas

Berharap kelak ada yang mengerti

Wahai anakku, betapa pedih nasibmu

Terlahir dalam bayang-bayang ketidakadilan

Namun jangan pernah menyerah, tetaplah berjuang

Suatu hari nanti, keadilan pasti datang

Biarlah air mata ini menjadi saksi

Betapa besar cintaku padamu

Kau anakku, yang terpilih, yang terluka

Namun tetap berharga di mataku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun