Setelah berhasil mendapatkan Batu Arkanis dari penjaga Gunung Abadi, Ical, Alan, Arcanus, dan Zahra segera bergegas meninggalkan tempat itu.
Batu Arkanis yang mereka dapatkan terlihat begitu indah dan bercahaya. Ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa, dengan warna keemasan yang berkilauan. Saat dipegang, batu itu memancarkan energi yang luar biasa kuat, seolah-olah menyimpan kekuatan mistis yang sangat dahsyat.
Dengan hati-hati, Arcanus menyimpan Batu Arkanis di dalam sebuah wadah khusus, agar tidak menimbulkan efek yang berbahaya selama perjalanan.
Setelah memastikan Batu Arkanis aman, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kapsul tempat mereka tiba di Arcadia. Sepanjang jalan, suasana terasa semakin tenang, seolah-olah Gunung Abadi telah melepaskan beban yang selama ini menghantui.
Saat hampir tiba di kapsul, Alan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Zahra.
"Zahra, apakah kau mau ikut berpetualang bersama kami?" tanya Alan dengan penuh harap.
Zahra tersenyum lembut. "Terima kasih atas ajakanmu, Alan. Tapi aku tidak bisa ikut dengan kalian. Ada yang harus aku selesaikan setelah membantu kalian di sini."
Mendengar jawaban Zahra, Alan tampak kecewa. Ia sebenarnya berharap Zahra mau bergabung dengan mereka, karena selama ini ia diam-diam menyukai gadis itu.
Ical, yang menyadari perubahan ekspresi Alan, tidak bisa menahan diri untuk tidak menyindir.
"Wah, wah, lihat siapa yang sedang patah hati nih," goda Ical dengan cengiran jahil.