Rabu (03/08) Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 158 melakukan kunjungan industri ke salah satu UMKM produsen jamur tiram “Darmo Mushroom” di Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
Kegiatan ini merupakan upaya dari mahasiswa sebagai kaum akademisi untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat agar dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya.
Upaya ini selaras dengan salah satu tematik yang diangkat dalam perguruan tinggi dalam pelaksanaan KKN Kolaboratif ini yaitu dalam aspek kewirausahaan. Daya tarik utama dari produksi jamur tiram ini adalah penggunaan limbah serbuk kayu sebagai media tanam dalam budidaya jamur tiram.
Masyarakat awam dan pengusaha meubel pada umumnya menganggap serbuk kayu sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Fenomena ini juga terjadi di Desa Suci, Banyaknya masyarakat yang melakukan usaha meubel menjadikan keberadaan serbuk kayu semakin banyak dan menggunung.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka didirikanlah UMKM budidaya jamur tiram bernama “Darmo Mushroom” oleh Darul Hidayatullah. Ia menyatakan bahwa ketersediaan bahan baku media tanam sangat melimpah, bahkan dapat diperoleh secara gratis.
UMKM budidaya jamur tiram Darmo Mushroom telah berdiri sejak pertengahan 2020 lalu yang berlokasi di Dusun Gaplek, Desa Suci. Usaha budidaya jamur tiram Darmo Mushroom berfokus pada pemenuhan produksi baglog dan jamur tiram itu sendiri.
Modal awal yang digunakan dari produksi jamur di Darmo Mushroom bekisar 15-20 juta yang meliputi dari biaya pembangunan kumbung tempat budidaya, biaya peralatan produksi (tong, sekop, gembor, botol dan lain-lain) biya bahan bahan baku, hingga biaya pemasaran.Jamur tiram putih berwarna putih kekuningan dengan diameter tubuh 3-14 cm.
Teknik budidaya jamur tiram yang diterapkan oleh UMKM Darmo Mushroom dimulai dari persiapan alat dan bahan, pembuatan baglog, proses pembibitan (implant), transplanting bibit, pemeliharaan, panen, pasca panen, hingga pasca panen.
Proses produksi jamur pada Rabu (03/08) dibantu oleh mahasiswa KKN Kelompok 158 yang dimulai dari tahap penyediaan bahan baku pembuatan baglog yang meliputi serbuk kayu, dedak padi, kapur, tetes, dan air.
Adapun tahapan pertama dalam pembuatan baglog yaitu pencampuran seluruh bahan baku, yang mana proses ini menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan jamur. Setelah semua bahan tercampur sempurna maka campuran bahan baku media tanam dimasukkan kedalam plastik dan dipadatkan.
Baglog selanjutnya akan melalui tahap steam atau pemasakan pada suhu diatas 100 derajat selama minimal 8-10 jam. Setelah melalui proses steam selanjutnya baglog dibiarkan hingga dingin Kemudian bibit jamur tiram dimasukkan (transpanting) ke dalam baglog. Setelah tahap transplanting maka baglog jamur yang telah diisi bibit akan diinkubasi selama satu bulan di dalam kumbung.
Ketika seluruh permukaan baglog telah memutih menandakan bahwa miselium tumbuh dengan baik dan selanjutnya akan tumbuh batang jamur dan dunnya. Proses panen dapat dilakukan saat jamur berumur 40 hari hingga 4 bulan dari tahap pertama. Menurut Darul Hidayatullah selaku pemilik Darmo Mushroom, tingkat keberhasilan dari budidaya jamur tiram yang ia dilakukan hingga saat ini hingga mencapai 95%.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah cuaca, pada saat kondisi cuaca panas dan suhu tinggi menjadikan jamur tiram sulit untuk berkembang dengan maksimal sehingga jamur tiram harus diberikan penyiraman secara intensif. Suhu terbaik untuk proses budidaya jamur tiram adalah pada kisaran 23-28°C.
Selain faktor cuaca, tingkat kelembapan serta keasaman (pH) juga menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan proses budidaya jamur tiram. Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan di kumbung Darmo Mushroom, terdapat rak baglog yang terdiri dari 3 lapis yang berguna untuk menjaga kelembapan dan menghambat masuknya sinar matahari secara langsung.
Apabila intensitas cahaya terlalu tinggi akan berdampak pada peningkatan suhu kumbung dan berakibat pada rusaknya tubuh jamur yang sudah terbentuk.
Pada saat proses panen, UMKM Darmo Mushroom dapat memperoleh sekitar 3-23 kg jamur tiram per hari. Jangkauan pasar dari Darmo Mushroom untuk saat ini hanya terbatas untuk pasar lokal saja yaitu sekitaran Kecamatan Panti dan daerah Jember Kota karena kapasitas produksi yang terbatas.
Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya sumber daya manusia, dan juga fokus sang pemilik juga masih belum sepenuhnya tertuju pada produksi jamur tiram saja tetapi juga pada bisnis pemesanan baglog. Kendala lain yang dialami oleh Darmo Mushroom adalah luas tempat produksi yang terbatas sehingga kapasitas produksi tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar.
Dengan melalukan kunjungan industri ke UMKM budidaya jamur tiram Darmo Mushroom, mahasiswa KKN utamanya pada kelompok 158 dapat belajar secara langsung mengenai teknis budidaya jamur tiram melalui pemanfaatan bahan limah yang ada di sekitar kita dari proses pembuatan media baglog, pembibitan, transplanting, pemeliharaan, pemanenan, pasca panen hingga pemasaran.
Darul Hidayatullah selaku pemilik usaha Darmo Mushroom juga berharap agar kedepannya dapat memproduksi jamur tiram secara konsisten dan berkelanjutan serta dapat memanfaatkan limbah baglog sebagai produk lain seperti media budidaya cacing sutra ataupun pupuk kompos . Hal ini sesuai dengan saran dan diskusi yang dilakukan bersama mahasiswa KKN Kelompok 158.
Terkait dengan jumlah kompetitor jamur tiram di wilayah Kecamatan Panti dan sekitarnya terbilang masih sedikit, oleh karena itu peluang pasar yang tersedia masih sangat besar.
Darul Hidayatullah juga berpandangan bahwa apabila permintaan jamur tiram di pasar telah cukup dan terpenuhi, ia juga berencana akan melebarkan sayapnya di bidang makanan yaitu jamur krispi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H