Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keterlibatan Komunitas dalam Evaluasi Pembelajran: Sinergi untuk Pendidikan berkualitas di Era 5.0

3 Februari 2025   19:53 Diperbarui: 3 Februari 2025   19:53 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Melintas, tersedia di https://www.melintas.id/pendidikan/344812198/penilaian-berbasis-komunitas-mengukur-dampak-pendidikan-melalui-partisipasi-publik-mencapai-pembelajaran-berkelanjutan-bagi-semua-pihak- 

Keterlibatan Komunitas dalam Evaluasi Pembelajaran: Sinergi untuk Pendidikan Berkualitas di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Pendidikan memiliki peran strategis dalam membangun bangsa dan mempersiapkan generasi unggul menghadapi tantangan di era 5.0. Evaluasi pembelajaran yang hanya melibatkan internal sekolah sering kali memiliki keterbatasan perspektif. Keterlibatan komunitas, termasuk orang tua, tenaga kependidikan, dan dunia industri, dapat memberikan masukan yang lebih holistik dan aplikatif terhadap perkembangan peserta didik. Keterlibatan komunitas dalam pendidikan didasarkan pada teori ekologi pendidikan yang dikembangkan oleh Bronfenbrenner, yang menyatakan bahwa lingkungan sosial, keluarga, dan masyarakat memengaruhi perkembangan individu. Selain itu, konsep Triple Helix Model menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. GAP dalam Evaluasi Pembelajaran Saat Ini; 1) Kurangnya Perspektif Multi-Stakeholder: Evaluasi masih cenderung dilakukan oleh pendidik tanpa masukan dari komunitas eksternal; 2) Ketidaksesuaian dengan Dunia Kerja: Kesenjangan antara kurikulum dan kebutuhan industri sering kali terjadi karena minimnya keterlibatan dunia usaha; 3) Terbatasnya Peran Orang Tua: Keterlibatan orang tua dalam evaluasi masih bersifat administratif dan belum pada aspek substansial dalam pembelajaran. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana keterlibatan komunitas dalam evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan guna menghadapi era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut Pembahasan: Lima Pembelajaran dari Keterlibatan Komunitas dalam Evaluasi Pembelajaran: 

Pertama: Kolaborasi dengan Orang Tua untuk Evaluasi Berbasis Perkembangan Karakter; Orang tua memiliki peran penting dalam menilai perkembangan karakter peserta didik di luar sekolah. Dengan keterlibatan mereka, evaluasi tidak hanya berfokus pada akademik tetapi juga aspek sosial dan emosional.

Kedua: Sinergi dengan Tenaga Kependidikan untuk Evaluasi Holistik; Tenaga kependidikan, termasuk staf administrasi dan konselor, dapat memberikan wawasan tentang pola belajar peserta didik, hambatan non-akademik, serta dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Ketiga: Keterlibatan Dunia Industri dalam Evaluasi Keterampilan Praktis; Dunia industri dapat memberikan masukan mengenai keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Hal ini penting untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar.

Keempat: Pemanfaatan Teknologi untuk Evaluasi Kolaboratif; Teknologi digital dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses evaluasi. Platform daring memungkinkan orang tua, guru, dan industri memberikan umpan balik berbasis data secara real-time.

Kelima: Membangun Budaya Reflektif di Sekolah; Keterlibatan komunitas dalam evaluasi harus dibarengi dengan budaya reflektif di sekolah, di mana setiap masukan digunakan sebagai bahan perbaikan berkelanjutan dalam sistem pembelajaran.

Keterlibatan komunitas dalam evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan relevansi kurikulum, memperkaya perspektif evaluasi, dan memastikan bahwa pendidikan selaras dengan kebutuhan masa depan. Dengan adanya sinergi antara sekolah, keluarga, dan industri, peserta didik lebih siap menghadapi tantangan global di era 5.0. Hal ini berimplikasi pada: 1) Kepala sekolah/pimpinan pendidikan harus memfasilitasi keterlibatan komunitas secara sistematis dalam evaluasi pembelajaran; 2) Guru dan tenaga kependidikan perlu mengadaptasi pendekatan evaluasi yang lebih kolaboratif dan berbasis data; 3) Dunia industri harus lebih aktif dalam memberikan masukan terhadap relevansi keterampilan peserta didik. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Mengembangkan kebijakan pendidikan yang mendorong partisipasi komunitas dalam evaluasi pembelajaran; 2) Menerapkan sistem evaluasi berbasis teknologi untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas umpan balik; 3) Membangun forum komunikasi rutin antara sekolah, orang tua, dan industri untuk memperkuat kolaborasi.

Dengan strategi ini, pendidikan Indonesia dapat semakin maju dan siap menyongsong tantangan global menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun