Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Membangun Karakter Mandiri melalui Pembelajaran Mandiri dalam Menyonsong Indonesia Emas 2045

1 Februari 2025   22:26 Diperbarui: 1 Februari 2025   22:26 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Majalahsuarapendidikan. tesedia di https://www.majalahsuarapendidikan.com/2023/05/cara-menumbuhkan-karakter-mandiri-pada.html

Membangun Karakter Mandiri melalui Pembelajaran Mandiri dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di era 5.0, pendidikan tidak lagi sekadar tentang transfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter peserta didik agar mandiri, adaptif, dan inovatif. Pembelajaran mandiri menjadi pendekatan penting untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, disiplin, serta percaya diri. Namun, implementasinya masih menghadapi tantangan, terutama dalam kesiapan tenaga pendidik dan pemanfaatan teknologi. Secara teori, pembelajaran mandiri menekankan pada peran aktif peserta didik dalam mengelola proses belajar mereka sendiri. Model ini telah lama diterapkan dalam konsep self-directed learning (Knowles, 1975) yang menekankan bahwa peserta didik harus memiliki inisiatif dan motivasi dalam proses belajarnya. Sayangnya, masih terdapat kesenjangan (GAP) antara idealitas konsep ini dengan realitas di lapangan, di mana banyak sekolah dan institusi pendidikan belum optimal dalam membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran mandiri. Tulisan ini membahas lima aspek penting dalam membangun karakter mandiri melalui pembelajaran mandiri serta bagaimana pemangku kepentingan pendidikan dapat berperan aktif dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut Pembahasan: Lima Pembelajaran dalam Membangun Karakter Mandiri melalui Pembelajaran Mandiri:

Pertama: Mengintegrasikan Teknologi dalam Proses Pembelajaran; Teknologi memainkan peran kunci dalam mendukung pembelajaran mandiri. Pemanfaatan Learning Management System (LMS), modul interaktif, serta kecerdasan buatan dapat membantu peserta didik belajar sesuai ritme mereka sendiri. Kepala sekolah dan guru perlu memahami dan mengintegrasikan teknologi ini agar peserta didik terbiasa mengakses sumber belajar mandiri.

Kedua: Mendorong Budaya Reflektif dan Evaluasi Diri; Pembelajaran mandiri tidak hanya tentang belajar tanpa pengawasan, tetapi juga tentang kesadaran diri dalam menilai kemajuan belajar. Guru dan tenaga kependidikan perlu membimbing peserta didik untuk membuat refleksi dan evaluasi mandiri terhadap pencapaian mereka. Dengan cara ini, peserta didik belajar mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta merancang strategi untuk perbaikan.

Ketiga: Membangun Motivasi Intrinsik melalui Proyek dan Studi Kasus; Agar pembelajaran mandiri efektif, peserta didik harus memiliki motivasi intrinsik yang kuat. Salah satu cara membangun motivasi ini adalah melalui proyek berbasis masalah (Project-Based Learning) dan studi kasus yang relevan dengan kehidupan nyata. Kepala sekolah dan guru perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik mengeksplorasi minat mereka dan menyelesaikan tantangan yang mendorong kemandirian berpikir.

Keempat: Mempersiapkan Guru sebagai Fasilitator Bukan Sekadar Pemberi Materi; Peran guru dalam pembelajaran mandiri harus berubah dari sekadar pengajar menjadi fasilitator. Guru perlu membimbing peserta didik dalam mencari dan menyusun sumber belajar yang relevan. Pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru dalam metode blended learning dan flipped classroom menjadi langkah penting untuk mendukung pembelajaran mandiri.

Kelima: Membangun Ekosistem Pendidikan yang Mendukung Pembelajaran Mandiri; Keberhasilan pembelajaran mandiri tidak hanya bergantung pada peserta didik dan guru, tetapi juga pada ekosistem pendidikan secara keseluruhan. Kepala sekolah dan pemimpin institusi pendidikan harus menciptakan kebijakan yang mendorong kemandirian peserta didik, menyediakan infrastruktur pendukung, serta membangun kemitraan dengan industri dan komunitas untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual.

Pembelajaran mandiri merupakan kunci dalam membangun karakter mandiri yang sangat dibutuhkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Teknologi, refleksi diri, motivasi intrinsik, peran guru sebagai fasilitator, serta ekosistem pendidikan yang mendukung merupakan faktor utama keberhasilannya. Hal ini berimplikasi bagi pemangku kepentingan pendidikan: 1) Kepala sekolah/pimpinan institusi pendidikan perlu merancang kebijakan yang mendukung pembelajaran mandiri dengan investasi pada infrastruktur teknologi dan pelatihan guru; 2) Guru dan tenaga kependidikan harus bertransformasi menjadi fasilitator yang membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses belajar mandiri; 3) Orang tua dan masyarakat dapat berperan sebagai pendukung dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif. Maka dengan ini merekomendasikan bahwa: 1) Mengadopsi teknologi pembelajaran berbasis digital secara lebih luas; 2) Meningkatkan kapasitas tenaga pendidik dalam metode pembelajaran mandiri; 3) Membangun kebijakan pendidikan yang mendukung otonomi belajar peserta didik; 4) Menjalin kolaborasi dengan sektor industri untuk memberikan pengalaman belajar berbasis praktik.

Dengan penerapan strategi yang tepat, pembelajaran mandiri dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam mencetak generasi emas Indonesia 2045 yang mandiri, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global. Wallahu A'lam.?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun