Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengintergrasikan Nilai-nilai Lokal dalam Teknologi Pendidikan untuk Indpnesia Emas 2045

28 Januari 2025   23:35 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:35 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengintegrasikan Nilai-nilai Lokal dalam Teknologi Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di era digital, teknologi pendidikan menjadi solusi utama untuk meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran, terutama di daerah tertinggal. Namun, inovasi teknologi seringkali terlepas dari konteks lokal dan nilai-nilai budaya. Menurut UNESCO, pendidikan yang relevan secara budaya dapat meningkatkan partisipasi siswa hingga 30%. Sayangnya, sebagian besar platform digital di Indonesia belum sepenuhnya mengakomodasi keragaman nilai-nilai lokal. Teori pendidikan berbasis budaya menekankan pentingnya integrasi nilai lokal dalam materi pembelajaran untuk menciptakan hubungan emosional antara siswa dan materi yang diajarkan. Namun, gap yang ada menunjukkan bahwa banyak pengembang teknologi lebih fokus pada inovasi teknis daripada relevansi konten. Hal ini menciptakan tantangan bagi guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan untuk menjaga relevansi budaya di tengah derasnya arus digitalisasi. Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi langkah-langkah konkret dalam mengintegrasikan nilai-nilai lokal ke dalam teknologi pendidikan. Dengan langkah ini, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif, relevan, dan siap menghadapi tantangan di era 5.0 menuju Indonesia Emas 2045. Berikut lima langkah pembelajaran dari integrasi nilai-nilai lokal ke dalam teknologi pendidikan:

Pertama: Identifikasi dan Kurasi Nilai Lokal yang Relevan; Langkah awal adalah mengidentifikasi nilai-nilai lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran. Nilai-nilai seperti kearifan lokal, tradisi, adat istiadat, dan sejarah daerah harus dijadikan bagian dari konten pendidikan digital. Guru dan kepala sekolah dapat bekerja sama dengan komunitas lokal untuk memastikan keakuratan dan relevansi materi.

Kedua: Pengembangan Konten Digital Berbasis Budaya; Setelah nilai-nilai lokal diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mengembangkan konten digital berbasis budaya. Hal ini meliputi video pembelajaran, e-book, atau aplikasi pendidikan yang memuat cerita rakyat, seni tradisional, dan filosofi daerah. Kolaborasi antara pengembang teknologi dan pemangku kepentingan pendidikan sangat penting dalam tahap ini untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan lokal.

Ketiga: Pelibatan Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Proses Digitalisasi; Guru dan tenaga kependidikan harus dilibatkan secara aktif dalam proses integrasi teknologi. Pelatihan khusus perlu diberikan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menciptakan materi pembelajaran berbasis budaya. Misalnya, guru dapat menggunakan teknologi augmented reality (AR) untuk membawa siswa "berkunjung" ke situs sejarah lokal secara virtual.

Keempat: Menggunakan Teknologi untuk Memperkuat Identitas Lokal; Teknologi bukan hanya alat, tetapi juga medium untuk memperkuat identitas budaya. Platform digital dapat dirancang untuk menampilkan elemen budaya lokal, seperti bahasa daerah atau desain grafis tradisional. Hal ini membantu siswa memahami bahwa teknologi dapat berjalan seiring dengan tradisi dan budaya mereka, bukan menggantikannya.

Kelima: Monitoring dan Evaluasi Efektivitas Konten Berbasis Lokal; Setiap inisiatif integrasi harus disertai evaluasi untuk memastikan efektivitasnya. Kepala sekolah dapat mengadakan survei kepada siswa dan guru untuk menilai sejauh mana konten berbasis nilai lokal meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Data ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan perbaikan berkelanjutan.

Mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam teknologi pendidikan bukan hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga tentang menciptakan pendidikan yang relevan dan inklusif di era digital. Hal ini berimplikasi kepada: 1) Guru muda dapat menjadi agen perubahan yang mengembangkan konten berbasis budaya lokal; 2) Kepala sekolah dan pemimpin pendidikan dapat memanfaatkan integrasi ini untuk meningkatkan keterlibatan siswa; 3) Siswa dapat memahami pentingnya budaya dalam kehidupan modern, menciptakan generasi yang menghargai tradisi di tengah inovasi teknologi. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Pemerintah dan pengembang teknologi harus bekerja sama untuk menciptakan platform pendidikan berbasis budaya; 2) Pelatihan intensif bagi guru dan tenaga kependidikan diperlukan untuk mendukung integrasi nilai lokal dalam teknologi; 3) Lembaga pendidikan harus secara rutin mengevaluasi efektivitas program integrasi ini untuk memastikan keberlanjutannya.

Melalui langkah-langkah ini, pendidikan Indonesia dapat mencerminkan identitas budaya sambil memanfaatkan teknologi untuk mencetak generasi emas yang siap bersaing secara global. Integrasi nilai lokal ke dalam teknologi pendidikan adalah kunci untuk membangun bangsa yang inovatif tanpa melupakan akar budaya. Wallahu A'lam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun