Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dakwah melalui Pendidikan dan Kehidupan Sehari-hari: Peran Guru Membangun Generasi Berintegritas

15 Januari 2025   23:08 Diperbarui: 15 Januari 2025   23:08 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah melalui Pendidikan dan Kehidupan Sehari-Hari: Peran Guru dalam Membangun Generasi Berintegritas

Oleh: A. Rusdiana

Di tengah kemajuan teknologi dan modernisasi, tantangan moral dan spiritual semakin kompleks. Generasi muda sering terpapar oleh arus informasi yang dapat menggerus nilai-nilai luhur, sehingga pendidikan yang berbasis dakwah menjadi semakin relevan. Dakwah, dalam konteks ini, berarti menyampaikan pesan moral dan spiritual yang membangun karakter generasi penerus. Sebagai figur yang dihormati, guru dan pendidik memiliki posisi strategis dalam menyampaikan nilai-nilai ini. Teori pendidikan karakter menyebutkan bahwa nilai-nilai moral dan etika harus diintegrasikan dalam semua aspek pembelajaran dan interaksi sehari-hari. Namun, ada kesenjangan (GAP) antara idealisme dan praktik, terutama di era 5.0 yang serba digital. Tulisan ini bertujuan untuk menggugah kesadaran pemangku kepentingan pendidikan tentang pentingnya dakwah melalui pendidikan dan kehidupan sehari-hari untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas, menuju Indonesia Emas 2045. Berikut lima elemen penting tentang dakwah melalui pendidikan dan kehidupan sehari-hari untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas:

Pertama: Mengintegrasikan Nilai-Nilai Moral dalam Kurikulum; Pendidik dapat menyisipkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam setiap mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, guru dapat menyoroti pentingnya kejujuran dan keberanian para tokoh bangsa. Dalam pelajaran sains, konsep keadilan dan keberlanjutan lingkungan dapat ditekankan.

Kedua: Menjadi Teladan dalam Kehidupan Sehari-Hari; Dakwah yang efektif dimulai dari keteladanan. Guru yang mempraktikkan nilai-nilai seperti disiplin, kejujuran, dan kasih sayang akan menginspirasi siswa untuk mengikuti jejaknya. Interaksi kecil, seperti menyapa siswa dengan ramah atau bersikap adil dalam penilaian, adalah bentuk dakwah yang nyata.

Ketiga: Menggunakan Teknologi sebagai Media Dakwah; Era 5.0 menawarkan peluang besar untuk menyampaikan pesan moral melalui teknologi. Guru dapat membuat konten inspiratif di media sosial, seperti video pembelajaran dengan pesan-pesan moral, atau mengadakan diskusi daring yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Keempat: Mengaktifkan Peran Dakwah di Luar Lingkungan Akademik; Guru tidak hanya berdakwah di dalam kelas, tetapi juga di komunitasnya. Misalnya, dengan menjadi pembicara dalam kegiatan keagamaan, membimbing kelompok belajar di masjid, atau mengorganisasi kegiatan sosial yang melibatkan siswa dan masyarakat.

Kelima: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Berbasis Nilai-Nilai Agama; Lingkungan belajar yang kondusif untuk dakwah melibatkan semua pihak, termasuk guru, siswa, dan orang tua. Membangun budaya sekolah yang menanamkan nilai-nilai agama, seperti doa bersama sebelum pelajaran atau kegiatan gotong royong, akan memperkuat karakter moral siswa.

Dakwah melalui pendidikan dan kehidupan sehari-hari adalah bagian integral dari peran pendidik, terutama di era 5.0 yang penuh tantangan dan peluang. Untuk mengoptimalkan peran ini, langkah-langkah berikut dapat diambil: 1) Bagi Kepala Sekolah dan Pimpinan Pendidikan: Mengembangkan kebijakan yang mendukung integrasi nilai-nilai moral dan spiritual dalam kurikulum dan budaya sekolah; 2) Bagi Guru dan Dosen:
Menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari dan memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah yang efektif; 3) Bagi Pemerintah dan Masyarakat: Menyediakan pelatihan bagi guru muda untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menyampaikan pesan moral melalui pendidikan.

Melalui dakwah dalam pendidikan, guru tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga membangun fondasi moral dan spiritual yang kokoh, membawa Indonesia menuju era keemasan pada tahun 2045. Wallahu A'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun