Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mencari Akar Masalah Konflik dengan Bijak untuk Meningkatkan Kompetensi Kepemimpinan Pendidikan Unggul di Era 5.0

14 Januari 2025   17:58 Diperbarui: 14 Januari 2025   17:58 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diklat Lpkn, tersedia di https://diklatlpkn.id/2023/06/24/mencari-akar-masalah-konflik-sosial-dalam-perencanaan-pembangunan-daerah-dan-solusinya

Mencari Akar Masalah Konflik dengan Bijak untuk Meningkatkan Kompetensi Kepemimpinan Pendidikan Unggul di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Transformasi menuju era 5.0 menghadirkan tantangan kompleks bagi pemangku kepentingan pendidikan, termasuk guru, dosen, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan. Kolaborasi yang semakin erat antara manusia dan teknologi menuntut kemampuan manajemen konflik yang bijaksana. Namun, konflik sering kali timbul akibat perbedaan perspektif, ekspektasi, atau kurangnya komunikasi. Menurut teori manajemen konflik, langkah pertama yang efektif adalah mengidentifikasi akar masalah. GAP yang sering terjadi adalah kurangnya pemahaman mendalam terhadap penyebab konflik, sehingga solusi yang diambil kurang tepat sasaran. Tulisan ini penting untuk memberikan panduan bagi para pemimpin pendidikan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan kepemimpinan yang unggul. Berikut Lima strategi mengidentifikasi akar masalah konflik:

Pertama: Pentingnya Komunikasi Terbuka dan Mendengarkan Aktif; Pemimpin pendidikan harus membangun komunikasi yang transparan dengan seluruh pihak. Dialog yang terbuka memberikan ruang untuk memahami berbagai sudut pandang. Sebagai contoh, kepala sekolah dapat mengadakan sesi diskusi rutin untuk mengidentifikasi kekhawatiran anggota tim.

Kedua: Analisis Situasi dan Data; Menggunakan data objektif untuk memahami penyebab konflik sangat penting. Analisis mendalam dapat mencakup penilaian kinerja, survei kepuasan, atau catatan insiden. Dengan data yang jelas, pemimpin dapat membuat keputusan yang tepat tanpa prasangka.

Ketiaga: Mengembangkan Empati dan Refleksi Diri; Empati adalah kunci untuk mengurangi eskalasi konflik. Pemimpin yang dapat melihat masalah dari sudut pandang orang lain lebih mampu menawarkan solusi yang diterima semua pihak. Refleksi diri juga membantu pemimpin untuk mengevaluasi pendekatan mereka dalam mengelola tim.

Keempat: Menerapkan Teknik Resolusi Konflik; Beberapa teknik, seperti mediasi dan negosiasi, sangat efektif untuk menyelesaikan konflik. Misalnya, mediasi memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk menemukan titik temu dengan bantuan pihak ketiga yang netral.

Kelima: Pembelajaran Berkelanjutan dan Adaptasi; Setiap konflik adalah kesempatan untuk belajar. Pemimpin pendidikan harus membangun budaya organisasi yang menghargai pembelajaran dari pengalaman untuk mencegah konflik serupa di masa depan. Pelatihan manajemen konflik juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kompetensi pemimpin.

Mengidentifikasi akar konflik adalah fondasi dalam membangun kepemimpinan pendidikan yang unggul di era 5.0. Pemimpin yang mampu mengenali dan menyelesaikan konflik dengan bijaksana akan menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis dan inovatif. Hal ini akan berimplikasi pada: 1) Guru, dosen, dan tenaga kependidikan dapat bekerja sama lebih efektif; 2) Kepala sekolah dan pemimpin pendidikan dapat mengambil keputusan yang lebih strategis. Makadengan ini, merekomendasikan bhwa: 1) Mengadakan pelatihan manajemen konflik untuk semua pemangku kepentingan pendidikan; 2) Mengintegrasikan teknologi untuk mengumpulkan data tentang dinamika tim; 3) Mendorong budaya komunikasi terbuka dan pembelajaran kolaboratif.

Dengan strategi ini, pendidikan Indonesia dapat menghadapi tantangan era 5.0 dan berkontribusi pada visi Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun