Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menerapkan Teknik Mendengarkan Secara Aktif untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era 5.0

10 Januari 2025   22:23 Diperbarui: 10 Januari 2025   22:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menerapkan Teknik Mendengar Secara Aktif untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Dalam era 5.0, tantangan dalam dunia pendidikan tidak hanya berasal dari kemajuan teknologi, tetapi juga dari kompleksitas komunikasi antar pemangku kepentingan. Salah satu kendala yang sering terjadi adalah miskomunikasi yang memicu konflik atau menurunkan efektivitas kerja. Teknik mendengar secara aktif, berdasarkan teori manajemen sumber daya manusia (SDM), merupakan alat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. GAP yang muncul adalah kurangnya pemahaman dan pelatihan tentang teknik mendengar aktif di kalangan guru/dosen muda, kepala sekolah, atau tenaga kependidikan (tendik). Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis dalam menerapkan teknik ini, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadapi tantangan di era 5.0. Berikut 5 panduan praktis dalam menerapkan teknik Mendengar Secara Aktif: 

Pertama: Memahami Konsep Mendengar Aktif; Mendengar aktif adalah keterampilan komunikasi yang melibatkan perhatian penuh pada pembicara, pemahaman pesan, dan memberikan respons yang sesuai. Hal ini mencakup kontak mata, bahasa tubuh positif, dan refleksi ulang terhadap apa yang disampaikan. Teknik ini tidak hanya menghindari miskomunikasi tetapi juga memperkuat hubungan interpersonal.

Kedua: Menunjukkan Empati dalam Interaksi; Empati adalah inti dari mendengar aktif. Dengan menunjukkan bahwa kita peduli dan memahami sudut pandang orang lain, suasana kerja yang kondusif dapat tercipta. Guru dan dosen muda dapat dilatih untuk mengenali emosi atau kebutuhan siswa dan kolega, sehingga meningkatkan efektivitas pengajaran dan kolaborasi tim.

Ketiga: Menggunakan Pertanyaan Klarifikasi; Pertanyaan klarifikasi membantu menghindari asumsi dan memperjelas pesan yang disampaikan. Misalnya, seorang kepala sekolah dapat bertanya kepada guru muda, "Apakah saya memahami dengan benar bahwa Anda membutuhkan sumber daya tambahan untuk proyek ini?" Teknik ini menunjukkan keseriusan dalam mendengarkan dan meningkatkan rasa dihargai.

Keempat: Menghindari Gangguan saat Mendengarkan; Gangguan seperti penggunaan gawai atau multitasking dapat merusak kualitas mendengar aktif. Dalam rapat atau diskusi, penting untuk menciptakan lingkungan bebas gangguan sehingga pesan dapat diterima dengan jelas. Kebiasaan ini perlu diterapkan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan untuk membangun komunikasi yang lebih efektif.

Kelima: Melakukan Refleksi dan Umpan Balik Positif; Setelah mendengar, memberikan refleksi ulang seperti, "Jadi, Anda merasa tantangan utama adalah kurangnya dukungan teknis?" dapat memastikan pemahaman yang akurat. Selain itu, umpan balik positif memberikan motivasi kepada pembicara, baik itu siswa, guru, maupun kolega.

Mendengar aktif adalah keterampilan komunikasi yang esensial dalam membangun hubungan harmonis dan produktif di lingkungan pendidikan. Dengan menerapkan teknik ini, guru/dosen muda dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat meningkatkan kolaborasi, mencegah konflik, dan menciptakan suasana kerja yang mendukung inovasi. Dengan ini merekomendasikan bahwa: 1) Pelatihan Mendengar Aktif: Lembaga pendidikan perlu menyediakan pelatihan mendalam tentang mendengar aktif bagi guru, dosen, dan staf administrasi; 3) Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari: Pemangku kepentingan pendidikan perlu membiasakan diri menggunakan teknik ini dalam setiap interaksi; 4) Evaluasi Rutin: Melakukan evaluasi berkala tentang efektivitas komunikasi dalam tim untuk memastikan teknik ini diterapkan dengan benar.

Dengan penerapan teknik mendengar aktif, dunia pendidikan Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan era 5.0 dan berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.  Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun