Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengidentifikasi Sumber Konflik dengan Transparansi dan Proposional dalam Pembagian Tugas

10 Januari 2025   21:07 Diperbarui: 10 Januari 2025   21:07 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengidentifikasi Sumber Konflik dengan Transparansi dan Proporsionalitas dalam Pembagian Tugas 

Oleh: A. Rusdiana

Latar belakang konflik dalam dunia akademik sering kali bermula dari pembagian tugas yang tidak merata, seperti yang terlihat pada pembimbingan mahasiswa dalam program studi tertentu. Ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi kualitas layanan pendidikan dan menciptakan tekanan kerja pada dosen. Berdasarkan teori manajemen konflik, penting untuk mengidentifikasi sumber masalah guna mengelola konflik secara konstruktif. GAP yang muncul adalah ketidaksesuaian antara jumlah mahasiswa yang dibimbing dan standar pembimbingan yang ideal, yang seharusnya 6 mahasiswa per dosen. Tanpa transparansi dan komunikasi, situasi ini dapat memperburuk ketegangan antar pemangku kepentingan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan solusi praktis dalam mendistribusikan tugas secara proporsional dan meningkatkan transparansi. Berikut solusi praktis dalam mendistribusikan tugas secara proporsional dan meningkatkan transparansi:

Pertama: Analisis Beban Kerja Akademik: Setiap dosen memiliki tanggung jawab yang beragam, mulai dari pengajaran hingga penelitian. Untuk menghindari konflik, analisis beban kerja yang komprehensif perlu dilakukan secara teratur. Misalnya, menghitung beban pengajaran, jumlah mahasiswa bimbingan, dan kontribusi penelitian dapat membantu menentukan pembagian tugas yang adil.

Kedua: Transparansi dalam Alokasi Tugas: Komunikasi yang terbuka memungkinkan dosen memahami alasan di balik pembagian tugas. Transparansi dapat dilakukan melalui pengumuman resmi dari kepala jurusan, rapat koordinasi, atau penggunaan perangkat lunak manajemen beban kerja.

Ketiga: Forum Diskusi untuk Resolusi Konflik: Mengadakan forum diskusi rutin untuk mendengar masukan dari dosen dan mahasiswa dapat mengidentifikasi ketidaksesuaian atau keluhan yang belum terlihat. Forum ini juga dapat menjadi tempat mencari solusi bersama dan memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan.

Keempat: Standarisasi dan Konsistensi Kebijakan: Penerapan kebijakan yang seragam, seperti menetapkan batasan maksimal mahasiswa per dosen, harus dilakukan secara konsisten. Selain itu, evaluasi kebijakan secara berkala memastikan relevansi dan efektivitasnya sesuai dengan kondisi terkini.

Kelima: Pemanfaatan Teknologi untuk Monitoring: Teknologi seperti sistem informasi akademik dapat membantu memonitor beban kerja dosen dan mengurangi ketimpangan dalam pembagian tugas. Sistem ini memungkinkan akses data secara real-time, sehingga memudahkan pengambilan keputusan berbasis data.

Dalam menghadapi era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045, pengelolaan konflik akademik melalui transparansi dan pembagian tugas yang proporsional menjadi kebutuhan utama. Implikasi dari pendekatan ini meliputi peningkatan efisiensi kerja, kolaborasi yang lebih baik, dan lingkungan akademik yang kondusif. Dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Pimpinan/Ketua/Sekprod; perlu mengembangkan kebijakan pembagian tugas yang transparan dan proporsional; 2) Dosen dan staf perlu diberdayakan melalui pelatihan manajemen konflik dan penggunaan teknologi; 3) Evaluasi beban kerja perlu dilakukan secara rutin untuk memastikan kebijakan tetap relevan.

Tulisan ini memberikan pedoman praktis bagi pemangku kepentingan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya manusia dalam lingkungan akademik.  Wallahu A'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun