Membangun Komitmen Bersama dengan Pemangku Kepentingan Pendidikan di Era 5.0
Oleh: A. Rusdiana
Di era 5.0, pendidikan menghadapi tantangan besar dalam memastikan semua pemangku kepentingan dapat bekerja sama mewujudkan visi sekolah yang relevan. Namun, perbedaan prioritas dan kurangnya komunikasi sering menjadi hambatan. Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin strategis untuk membangun komitmen bersama yang solid. Teori partisipasi aktif menyatakan bahwa komitmen dapat terbentuk melalui keterlibatan langsung, komunikasi terbuka, dan pengakuan kontribusi setiap individu. Forum dialog yang inklusif dapat memperkuat rasa memiliki terhadap visi bersama. Dalam praktiknya, masih banyak sekolah yang gagal melibatkan semua pihak secara efektif. Guru sering merasa tidak dilibatkan dalam keputusan strategis, sementara orang tua hanya berfungsi sebagai pendukung pasif. Hal ini menciptakan kesenjangan dalam mewujudkan visi sekolah. Tulisan ini memberikan panduan bagi kepala sekolah dan pemangku kepentingan lainnya untuk membangun komitmen bersama yang kokoh, guna menjawab tantangan pendidikan di era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut 5 panduan bagi kepala sekolah dan pemangku kepentingan lainnya untuk membangun komitmen bersama yang kokoh:
Pertama: Melibatkan Semua Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan Visi; Visi pendidikan yang kuat memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak: 1) Guru: Melibatkan guru dalam penyusunan visi memastikan keselarasan dengan kebutuhan siswa dan realitas pembelajaran di kelas; 2) Tenaga Kependidikan: Peran tendik dalam mendukung operasional sekolah sangat penting; 3) Orang Tua: Mendengarkan masukan dari orang tua dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang kebutuhan siswa.
Kedua: Menyediakan Forum Dialog Rutin; Kepala sekolah perlu menciptakan ruang komunikasi terbuka melalui: 1) Rapat Bulanan: Diskusi rutin untuk mengevaluasi pencapaian visi; 2) Workshop Kolaboratif: Kegiatan pelatihan bersama untuk meningkatkan keterampilan dan menyelaraskan pemahaman; 3) Platform Digital: Pemanfaatan teknologi untuk komunikasi yang lebih fleksibel dan inklusif.
Ketiga: Menetapkan Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang; Komitmen akan lebih mudah dibangun jika semua pihak memahami tujuan yang jelas: 1) Tujuan Jangka Pendek: Contohnya, pelatihan guru untuk integrasi teknologi dalam pembelajaran; 2) Tujuan Jangka Panjang: Contohnya, mencetak siswa dengan kompetensi abad ke-21 yang mampu bersaing di tingkat global.
Keempat: Menghargai dan Mengakui Kontribusi; Setiap pihak perlu merasa dihargai atas perannya: 1) Memberikan penghargaan kepada guru yang berhasil mengimplementasikan inovasi; 2) Mengakui kontribusi tendik dalam mendukung operasional sekolah; 3) Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah sebagai mitra strategis.
Kelima: Membangun Kepercayaan dan Transparansi: Kepercayaan adalah fondasi komitmen bersama. Kepala sekolah dapat membangun kepercayaan dengan: 1) Transparansi Keuangan: Memastikan anggaran digunakan sesuai rencana; 2) Laporan Berkala: Memberikan pembaruan rutin tentang pencapaian visi sekolah; 3) Pendekatan Personal: Mendengarkan kekhawatiran setiap pihak dan memberikan solusi.
Membangung komitmen bersama adalah elemen kunci dalam mewujudkan visi pendidikan yang relevan dengan tantangan era 5.0. Kepala sekolah, guru, tendik, dan orang tua harus bekerja sama melalui partisipasi aktif, komunikasi terbuka, dan penghargaan terhadap kontribusi masing-masing. Hal ini akan berimplikasi pada
Membangun komitmen bersama akan memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan, menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, dan mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi masa depan. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Kepala sekolah perlu menginisiasi forum dialog yang terjadwal secara rutin; 2) Pemerintah harus mendukung pelatihan kepemimpinan bagi kepala sekolah untuk memperkuat kemampuan mereka dalam membangun komitmen; 3) Sekolah/madrasah dapat memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif dengan semua pemangku kepentingan.
Salah satu tugas Kepala Sekolah/Kamad, membangung komitmen bersama yang kokoh, menjadi penting guna menjawab tantangan pendidikan di era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H