Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penguatan Literasi Digital di Kalangan Tenta Muda untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045

3 Januari 2025   09:49 Diperbarui: 3 Januari 2025   09:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penguatan Literasi Digital di Kalangan Talenta Muda untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Era 5.0 mengintegrasikan teknologi canggih dalam berbagai aspek kehidupan. Literasi digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan dasar bagi generasi muda untuk bersaing secara global. Namun, penelitian menunjukkan kesenjangan keterampilan digital di kalangan talenta muda, terutama di wilayah pedesaan dan institusi pendidikan nonformal.
Di Indonesia, literasi digital sering kali masih berfokus pada kemampuan dasar seperti penggunaan media sosial atau aplikasi. Padahal, keterampilan lebih kompleks, seperti coding, analitik data, dan pemecahan masalah berbasis teknologi, sangat diperlukan. Pendekatan kolaboratif dalam literasi digital menekankan pembelajaran melalui interaksi dan pengalaman bersama. Dalam konteks pendidikan, hal ini dapat diterapkan melalui workshop, hackathon, atau proyek kelompok berbasis digital. Saat ini, banyak talenta muda di Indonesia yang belum mendapatkan akses pelatihan literasi digital secara merata. Hal ini menciptakan kesenjangan kompetensi, terutama dalam menghadapi tuntutan revolusi industri 5.0. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan strategi penguatan literasi digital yang relevan bagi talenta muda dan pemangku kepentingan pendidikan. Dengan literasi digital yang kuat, generasi muda dapat menjadi pilar utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut adalah lima strategi operasional untuk menguatkan literasi digital di kalangan talenta muda:

Pertama: Workshop Teknologi di Institusi Pendidikan; Contoh: Kementerian Agama dapat menyelenggarakan workshop coding untuk siswa madrasah. Program ini dapat melibatkan platform seperti Code.org atau Scratch untuk mengajarkan dasar-dasar pemrograman dengan cara yang menarik.

Kedua: Pelatihan Kolaboratif Berbasis Komunitas; Komunitas teknologi lokal, seperti kelompok startup atau universitas, dapat menjadi fasilitator pelatihan. Misalnya, program hackathon untuk menyelesaikan masalah lokal berbasis digital, di mana siswa, guru, dan komunitas bekerja sama menciptakan solusi teknologi.

Ketiga: Integrasi Literasi Digital dalam Kurikulum Formal; Contoh: Guru dapat mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi seperti simulasi atau game edukasi dalam pelajaran matematika atau sains. Platform seperti Kahoot! dan Edmodo mendukung pembelajaran berbasis digital yang interaktif.

Keempat: Akses dan Infrastruktur Digital yang Merata; Pemerintah dapat bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk memperluas akses internet di daerah terpencil. Contoh konkret adalah menyediakan perangkat keras seperti tablet atau laptop yang dilengkapi aplikasi pembelajaran digital di sekolah.

Mentoring dan Kolaborasi dengan Profesional Industri; Melibatkan profesional teknologi sebagai mentor dapat memberikan wawasan praktis bagi talenta muda. Program seperti "Guru Tamu Digital" dapat memperkenalkan siswa pada tren teknologi terbaru, seperti artificial intelligence (AI) dan blockchain.

Upaya penguatan literasi digital di kalangan talenta muda adalah langkah strategis untuk menghadapi tantangan era 5.0. Dengan strategi yang tepat, talenta muda dapat berkontribusi signifikan dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini akan beriplikasi kepada: 1) Guru dan Kepala Sekolah: Literasi digital mendukung inovasi pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi persaingan global; 2) Bagi Pemerintah dan Pemangku Kebijakan: Program literasi digital perlu menjadi prioritas dalam perencanaan pendidikan nasional; 3) Bagi Talenta Muda: Keterampilan digital membuka peluang karier yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Atas dasar itu, tulisan ini merekomendasikan bahwa: 1) Pemerintah perlu memperluas program pelatihan literasi digital hingga ke wilayah terpencil; 2) Kepala sekolah dan guru didorong untuk berkolaborasi dengan komunitas teknologi untuk menciptakan program berbasis digital; 3) Talenta muda perlu dilatih untuk memanfaatkan teknologi secara kreatif dan inovatif, mendukung transformasi pendidikan dan pembangunan bangsa.

Dengan pendekatan ini, literasi digital dapat menjadi fondasi bagi generasi muda untuk membawa Indonesia menuju era emas di tahun 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun