Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemanfatan Data dalam Memahami Kebutuhan Peserta Didik

30 Desember 2024   09:56 Diperbarui: 30 Desember 2024   09:56 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Media.Cerdig https://media.cerdig.com/penggunaan-big-data-dalam-pendidikan-menganalisis-kebutuhan-siswa-secara-akurat

Pemanfaatan Data dalam Memahami Kebutuhan Peserta Didik

Oleh: A. Rusdiana

Era 5.0, dengan integrasi teknologi dan manusia, menghadirkan tantangan dan peluang besar dalam dunia pendidikan. Pendidikan berbasis data kini menjadi prioritas untuk menciptakan metode pembelajaran yang lebih adaptif dan personal. Namun, pendekatan tradisional dalam memahami kebutuhan peserta didik sering kali terbatas pada observasi manual dan penilaian umum. Menurut teori Behavior Shaping, peserta didik belajar melalui penguatan perilaku positif, sementara Fun Learning menekankan pentingnya pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan motivasi. Kesenjangan (GAP) muncul ketika metode tradisional gagal menggabungkan pendekatan ini dengan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu. Tulisan ini penting untuk memberikan pemahaman bagi guru muda dan pemangku kepentingan pendidikan tentang bagaimana memanfaatkan analisis data dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, mendukung penerapan kurikulum berbasis Deep Learning, dan mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Berikut elaborasi dari Analytics (Analisis Data): Optimalisasi Pendidikan di Era 5.0: Pemanfaatan Data dalam Memahami Kebutuhan Peserta Didik: 

Pertama: Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran melalui Pola Data; Analytics memungkinkan guru untuk mengidentifikasi pola pembelajaran peserta didik seperti waktu penyelesaian tugas, tingkat keberhasilan, dan keterlibatan. Data ini membantu memahami area yang memerlukan intervensi khusus. Contoh: Seorang guru menggunakan platform analisis berbasis AI untuk mendeteksi bahwa siswa kelas 8 kesulitan memahami konsep pecahan. Berdasarkan pola data ini, guru menyusun ulang materi dengan pendekatan visual untuk meningkatkan pemahaman.

Kedua: Penerapan Metode Adaptif Berbasis Data; Dengan analisis data, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang sesuai untuk setiap individu. Hal ini relevan dengan kurikulum Deep Learning yang menekankan pada pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Contoh: Sistem pembelajaran daring memberikan rekomendasi soal latihan tambahan untuk siswa yang memerlukan bantuan di bidang tertentu, sementara siswa yang lebih mahir diarahkan ke tugas yang lebih menantang;

Ketiga: Meningkatkan Interaksi dan Keterlibatan Peserta Didik; Analytics dapat mengukur tingkat partisipasi siswa dalam diskusi, forum, atau tugas kelompok. Guru dapat menggunakan data ini untuk merancang aktivitas yang lebih menarik bagi peserta didik. Contoh: Guru menganalisis partisipasi siswa dalam forum diskusi online dan menemukan bahwa siswa lebih aktif pada topik yang berhubungan dengan teknologi. Guru kemudian menyesuaikan tema diskusi agar lebih relevan dengan minat siswa.

Keempat: Evaluasi Efektivitas Metode Pengajaran; Analisis data memungkinkan pendidik mengevaluasi efektivitas metode pengajaran dan materi yang digunakan. Data ini memberikan umpan balik langsung tentang apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Contoh: Kepala sekolah menggunakan data hasil tes untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan guru. Jika metode tertentu menunjukkan peningkatan skor siswa, metode tersebut dapat diadopsi secara lebih luas.

Kelima: Pengambilan Keputusan Berbasis Data untuk Kebijakan Pendidikan; Pemangku kebijakan dapat memanfaatkan data untuk membuat keputusan strategis, seperti alokasi sumber daya atau perancangan kurikulum. Contoh: Data menunjukkan bahwa siswa di daerah terpencil memiliki akses terbatas ke teknologi. Berdasarkan analisis ini, pemerintah meluncurkan program distribusi perangkat elektronik dan pelatihan guru di daerah tersebut.

Pemanfaatan analisis data dalam pendidikan memungkinkan pendidik dan pemangku kepentingan untuk memahami kebutuhan peserta didik secara lebih mendalam, menciptakan pembelajaran yang adaptif, dan mendukung kurikulum Deep Learning. Hal itu, berimplikasi kepada: 1) Untuk Kepala Sekolah/Pimpinan: Terapkan sistem berbasis data untuk evaluasi metode pembelajaran. 2) Untuk Guru/Dosen: Tingkatkan keterampilan analisis data guna menciptakan metode pengajaran yang lebih efektif; 3) Untuk Pemerintah: Investasikan pada infrastruktur teknologi pendidikan untuk mendukung pembelajaran berbasis data, khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Dengan langkah ini, pendidikan Indonesia tidak hanya siap menghadapi tantangan era 5.0, tetapi juga mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun