Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengasah Litersi Siswa Melalui Presentasi Kelas Untuk Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS)

2 Desember 2024   23:53 Diperbarui: 3 Desember 2024   00:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: MI Al-Islam Solo, tersedia di mialislamsolo.sch.id

Mengasah Literasi Siswa Melalui Presentasi Kelas untuk Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS)

Oleh: A. Rusdiana

Meningkatkan literasi siswa adalah langkah krusial dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era 5.0 dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca, tetapi juga keterampilan menganalisis dan menyampaikan informasi secara efektif. Dalam konteks Penilaian Akhir Semester (PAS), kemampuan ini menjadi modal penting untuk membantu siswa memahami dan menjawab soal dengan tepat. Presiden dalam pidatonya menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru untuk mendorong kualitas pendidikan. Dengan dukungan guru yang lebih sejahtera dan termotivasi, metode-metode pembelajaran inovatif seperti presentasi kelas dapat diterapkan secara maksimal. Namun, dalam praktiknya, banyak siswa masih kurang terampil dalam mengintegrasikan membaca, berpikir kritis, dan berbicara. Untuk itu, pelatihan melalui presentasi di depan kelas menjadi solusi efektif. Berikut elaborasi 5 strategi Mengasah Literasi Siswa Melalui Presentasi Kelas:

Pertama: Meningkatkan Pemahaman Materi Melalui Penelitian Mandiri; Sebelum presentasi, siswa diminta membaca berbagai sumber terkait topik yang ditentukan. Proses ini melatih mereka untuk mencari, memahami, dan mengevaluasi informasi. Dengan memilih materi yang relevan, siswa tidak hanya memperdalam pemahaman mereka, tetapi juga mengasah keterampilan membaca kritis.

Kedua: Mengintegrasikan Literasi Membaca dan Analisis; Setelah mengumpulkan informasi, siswa dilatih untuk menganalisis isi bacaan, mengidentifikasi poin-poin utama, dan menyusunnya secara logis. Proses ini mengajarkan mereka untuk berpikir sistematis dan menyusun argumen yang kuat, yang akan sangat berguna dalam menjawab soal PAS, terutama yang bersifat esai atau analitis.

Ketiga: Melatih Kemampuan Berbicara di Depan Umum; Saat menyampaikan presentasi, siswa mempraktikkan keterampilan berbicara di depan umum. Ini tidak hanya membantu mereka mengasah kepercayaan diri, tetapi juga melatih penyampaian informasi dengan jelas dan terstruktur. Di era 5.0, kemampuan komunikasi menjadi salah satu soft skill yang sangat dibutuhkan untuk bersaing secara global.

Keempat: Meningkatkan Kolaborasi dan Kerja Tim; Presentasi juga bisa dilakukan dalam kelompok, di mana siswa belajar berbagi tugas, berdiskusi, dan saling memberi masukan. Aktivitas ini memperkuat kemampuan kerja tim, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia kerja modern. Kolaborasi ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dari perspektif teman-teman mereka, memperkaya pemahaman mereka terhadap materi.

Kelima: Mengukur dan Meningkatkan Pemahaman Siswa Secara Langsung; Melalui sesi tanya jawab setelah presentasi, guru dan teman-teman dapat memberikan umpan balik. Hal ini membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberikan kesempatan untuk memperbaiki kemampuan literasi dan komunikasi. Dengan demikian, presentasi menjadi evaluasi langsung sekaligus pembelajaran berkelanjutan.

Mengadakan presentasi di depan kelas adalah metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan literasi siswa, terutama dalam persiapan menghadapi Penilaian Akhir Semester (PAS). Dengan memadukan keterampilan membaca, analisis, dan berbicara, siswa tidak hanya siap untuk ujian, tetapi juga lebih percaya diri menghadapi tantangan di era 5.0. Implikasi dari penerapan metode ini adalah penguatan literasi secara menyeluruh, yang akan mendukung visi Indonesia Emas 2045. Selain itu, pelatihan komunikasi dan kolaborasi melalui presentasi juga mempersiapkan siswa menjadi talenta muda yang kompetitif di tingkat global. Rekomendasi bagi pendidik adalah untuk menjadikan presentasi sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar, dengan memberikan panduan yang jelas dan umpan balik yang konstruktif. Peningkatan kesejahteraan guru seperti yang diamanatkan dalam pidato presiden dapat menjadi pendukung utama bagi implementasi metode ini secara optimal. Selain itu, pemerintah dan sekolah perlu memastikan tersedianya sumber daya yang memadai, seperti akses ke bahan bacaan dan ruang presentasi yang mendukung, untuk mendukung keberhasilan strategi ini. Walalhu A'lam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun